"Saya serius selesaikan soal ini, dan sedang berupaya menyelesaikannya," tegas Ganjar di Kabupaten Kebumen, Rabu malam saat menemui perwakilan warga Urut Sewu di pendapa Kabupaten Kebumen seusai acara Ngopi Bareng Mas Ganjar dengan sejumlah perangkat pemerintahan setempat.
Ganjar meminta masyarakat memberikan kesempatan dirinya untuk melakukan pengecekan bukti-bukti kepemilikan lahan di Urut Sewu hingga ke tingkat nasional.
"Saya tidak mau permasalahan Urut Sewu berlarut-larut. Oleh karena itu, beri kesempatan kami untuk bekerja menyelesaikannya," ujarnya.
Penjabat Bupati Kebumen M Arief Irwanto menambahkan bahwa warga Urut Sewu diminta untuk segera menyerahkan bukti kepemilikan tanah maupun bangunan ke Pemerintah Kabupaten Kebumen agar bisa diverifikasi oleh Badan Pertanahan Nasional.
"Sesuai kesepakatan sebelumnya, penyerahan dokumen kepemilikan lahan oleh warga di tujuh desa di Urut Sewu, kami tunggu maksimal 14 September 2015 agar bisa segera diverifikasi," katanya.
Seniman, salah seorang warga kawasan Urut Sewu yang bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyanggupi pengumpulan bukti-bukti kepemilikan lahan sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
"Kendati demikian, kami meminta agar pemagaran di kawasan Urut Sewu oleh TNI dihentikan sampai ada kejelasan mengenai kepemilikan lahan yang menjadi sengketa," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Dandim 0709/Kebumen Letkol Infanteri Putra Widyawinaya mengatakan bahwa pemagaran di kawasan Urut Sewu itu tidak ada kaitannya dengan sengketa lahan karena sudah menjadi program dari Mabes TNI Angkatan Darat.
"Jika kemudian warga yang dinyatakan sebagai pemilik lahan berdasarkan hasil verifikasi kepemilikan lahan, maka kami akan menyerahkan tanah," katanya.
Seperti diwartakan, terjadi bentrokan antara prajurit TNI dengan warga yang berunjuk rasa di Desa Wiromartan, Kecamatan Mirit, Kebumen, Sabtu (22/8).
Puluhan warga yang berunjuk rasa itu menolak pemagaran lahan kawasan Urut Sewu untuk kepentingan TNI.
Sedikitnya sebelas petani termasuk Kepala Desa Wiromartan Widodo Sunu Nugroho yang memimpin aksi ini mengalami luka-luka akibat dipukuli prajurit TNI.