"Tingkat kerusakan Sungai Bengawan Solo sudah semakin parah, misalnya pecemaran airnya, banyak erosi dan terjadi pendangkalan hebat," kata FX Hadi Rudyatmo usai penyusuri Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam kegiatan "Save Bengawan Solo" di Kelurahan Seru Solo, Jumat.

Kegiatan pelestarian lingkungan dalam "Save Bengawan Solo" dengan tema "Green, Clean and Healthy" dilakukan Grup 2 Kopassus, PT Tower Bersama Infrastructure TBK (TBIG)dan Muspida Kota Surakarta tersebut menyusuri DAS Bengawan Solo dimulai dari Langen Harjo Sukoharjo menuju Kelurahan Sewu Kota Solo atau berjarak sekitar 10 kilometer.

Kegiatan yang melibatkan sekitar 150 anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan juga dilakukan penanaman 1.175 pohon di DAS Bengawan Solo, pembagian 200 paket sembako dan donor darah.

Hadi Rudyatmo mendampingi Wali Kota Surakarta Joko Widodo bersama Wakil Komandan Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan Surakarta Letkol Inf Richard Tampubolon menyusuri Sungai Bengawan untuk melihat kondisi sungai yang sudah mendunia itu.

"Ide kegiatan pelestarian lingkungan ini dari anggota Grup 2 Kopassus, pemkot sangat mendukung," katanya.

Menurut Rudyatmo, semakin parah kondisi Sungai Bengawan salah satunya termasuk tingkat kesadaran masyarakat kurang maksimal. Mereka banyak membuang sampah di anak sungai yang kemudian mencemari Bengawan Solo.

Ia menjelaskan, untuk memulihkan Sungai Bengawan Solo seperti zaman dulu tidak begitu susah, yakni dengan mengubah sebagai transportasi air.

Menurut Rudyatmo, untuk mengubah Bengawan Solo sebagai sarana transportasi air, dengan menyetabilkan ketinggian air yang harus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.

Selain itu, kata dia, untuk mengurangi tingkat pecemaran, yakni setiap pintu di anak Sungai Bengawan Solo harus ada pengelolaan air. Sebelum air masuk Bengawan Solo dilakukan pengolahan yang kemudian menjadi netral atau bebas polusi.


Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024