Semarang (ANTARA) - Pembelajaran interaktif dengan menggunakan model berkunjung (two stay two stray) yang diterapkan SMP 10 Cimahi* memudahkan para siswa belajar PPKn. Model berkunjung tersebut yakni kelompok sebagai tuan rumah, menerima tamu dari kelompok lain.
Andi Kusnandi, guru PPKn SMPN Cimahi menjelaskan masing-masing kelompok ada tiga sampai empat orang yang diberikan tugas untuk mendiskusikan sebuah permasalahan berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD NRI 1945 dan guru memberikan bimbingan serta fasilitasi selama diskusi.
Kelompok siswa yang menjadi tuan rumah menjelaskan hasil diskusi kelompoknya dan tamu menyimak penjelasan dari tuan rumah. Selama kegiatan tersebut, tamu boleh bertanya kepada tuan rumah jika ada penjelasan yang belum dimengerti.
Sebelum penerapan metode tersebut, lanjut Andi, siswa dimotivasi dengan menyanyikan lagu wajib nasional Garuda Pancasila, mengapresiasi dengan tanya-jawab mengenai Pembukaan UUD NRI 1945, menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
“Kami juga membimbing siswa melalui tanya-jawab tentang manfaat proses pembelajaran, menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, serta menjelaskan teknik dan bentuk penilaian pembelajaran yang akan dilakukan,” kata Andi.
Sementara setelah penerapan metode, lanjut Andi, guru bersama peserta didik guru menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal, melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilakukan untuk mengetahui apa yang diperoleh melalui pembelajaran yang telah dilakukan, memberikan umpan balik, serta memberikan tugas dalam mempersiapkan diri pertemuan berikutnya.
“Penerapan model pembelajaran berkunjung (two stay two stray) menunjukkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok atas masalah berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung Pembukaan UUD NRI 1945 dengan percaya diri dan komunikatif,” kata Andi.
Setiap siswa, kata Andi, mendapatkan peran sebagai tuan rumah yang mampu menyampaikan informasi kepada temannya. Siswa yang berperan sebagai tamu mampu menerima informasi dari tuan rumah dari kelompok lain, kemudian menyampaikannya kepada teman sekelompoknya.
“Ada beberapa siswa yang perlu ditingkatkan keaktifannya untuk diberikan bimbingan (coaching), sehingga diharapkan bisa lebih aktif dalam pembelajaran berikutnya,” kata Andi.
*: Diseminasi Program Tanoto Foundation