Cilacap (ANTARA) - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan sejumlah desa di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, masih terdampak kekeringan meskipun wilayah itu secara umum telah memasuki musim hujan.
"Oleh karena itu, kami masih menyiagakan armada tangki distribusi bantuan air bersih meskipun pendistribusiannya dilakukan secara situasional dan selektif. Kalau ada permintaan, kami akan didistribusikan karena saat sekarang sudah sering ada hujan," katanya di Cilacap, Senin.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan terhadap 45 desa yang terdampak kekeringan pada musim kemarau 2024, hingga saat ini masih terdapat dua desa yang mengalami krisis air bersih, yakni Desa Karangkemiri dan Mandala, Kecamatan Jeruklegi.
Menurut dia, hal itu disebabkan hujan yang terjadi di dua desa tersebut belum mampu menambah ketersediaan air pada sumur-sumur warga.
"Kalau desa-desa di Kecamatan Kawunganten seperti Bojong, Sidaurip, dan Kubangkangkung yang selama ini paling terdampak kekeringan, biasanya sudah aman kalau telah ada hujan tiap hari," katanya menjelaskan.
Bahkan dalam tiga hari terakhir, kata dia, pihaknya tidak mendistribusikan bantuan air bersih karena tidak ada permintaan dari masyarakat seiring dengan adanya hujan yang terjadi setiap hari.
Terkait dengan realisasi penyaluran bantuan air bersih, dia mengatakan berdasarkan rekapitulasi hingga hari Jumat (1/11), pihaknya telah menyalurkan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap sebanyak 589 tangki yang setara dengan 2.945.000 liter.
Menurut dia, bantuan air bersih tersebut telah diterima oleh 42.909 keluarga yang terdiri atas 145.119 jiwa di 96 dusun, 45 desa, 15 kecamatan.
"Namun kami akan terus memantau perkembangan di lapangan untuk memastikan tidak ada lagi wilayah yang terdampak kekeringan," kata Budi.
Baca juga: Desa terdampak kekeringan di Kudus kini tak ajukan droping air bersih
"Oleh karena itu, kami masih menyiagakan armada tangki distribusi bantuan air bersih meskipun pendistribusiannya dilakukan secara situasional dan selektif. Kalau ada permintaan, kami akan didistribusikan karena saat sekarang sudah sering ada hujan," katanya di Cilacap, Senin.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan terhadap 45 desa yang terdampak kekeringan pada musim kemarau 2024, hingga saat ini masih terdapat dua desa yang mengalami krisis air bersih, yakni Desa Karangkemiri dan Mandala, Kecamatan Jeruklegi.
Menurut dia, hal itu disebabkan hujan yang terjadi di dua desa tersebut belum mampu menambah ketersediaan air pada sumur-sumur warga.
"Kalau desa-desa di Kecamatan Kawunganten seperti Bojong, Sidaurip, dan Kubangkangkung yang selama ini paling terdampak kekeringan, biasanya sudah aman kalau telah ada hujan tiap hari," katanya menjelaskan.
Bahkan dalam tiga hari terakhir, kata dia, pihaknya tidak mendistribusikan bantuan air bersih karena tidak ada permintaan dari masyarakat seiring dengan adanya hujan yang terjadi setiap hari.
Terkait dengan realisasi penyaluran bantuan air bersih, dia mengatakan berdasarkan rekapitulasi hingga hari Jumat (1/11), pihaknya telah menyalurkan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap sebanyak 589 tangki yang setara dengan 2.945.000 liter.
Menurut dia, bantuan air bersih tersebut telah diterima oleh 42.909 keluarga yang terdiri atas 145.119 jiwa di 96 dusun, 45 desa, 15 kecamatan.
"Namun kami akan terus memantau perkembangan di lapangan untuk memastikan tidak ada lagi wilayah yang terdampak kekeringan," kata Budi.
Baca juga: Desa terdampak kekeringan di Kudus kini tak ajukan droping air bersih