Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah mengoptimalkan peran masyarakat dan lintas sektoral untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), serta kasus stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Jumat, mengatakan AKI dan AKB indikator untuk mengukur keberhasilan upaya mewujudkan kesehatan ibu dan bayi di suatu wilayah.
"Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk meningkatkan peran masyarakat dan lintas sektor dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, serta stunting," katanya.
Dalam lingkup pelayanan kesehatan reproduksi, kata dia, masalah kesehatan ibu menjadi isu yang penting karena kematian ibu masih tinggi dan membutuhkan perhatian serta upaya khusus menurunkannya.
Kota Pekalongan yang berada di wilayah pantura dengan jumlah penduduk cukup tinggi, kata dia, berpotensi besar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing pada era globalisasi jika mendapatkan jaminan kelangsungan hidup dan kesehatan yang optimal.
Dia mengatakan ibu dan bayi merupakan kelompok rentan yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
"Upaya untuk menurunkan AKI-AKB serta pencegahan dan penurunan stunting harus dilaksanakan, bukan pada saat hamil saja tetapi harus dimulai sejak saat sebelum hamil yaitu melalui deteksi dini serta pemberian komunikasi informasi edukasi dan konseling kesehatan reproduksi bagi seorang perempuan," katanya.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat, lintas sektor lainnya, serta jejaring terkait, Dinas Kesehatan bersama pemerintahan di empat kecamatan di daerah setempat telah melakukan pertemuan monitor serta evaluasi program kesehatan ibu, anak, dan gizi tingkat kecamatan.
"Kami berharap dengan adanya kegiatan dan fasilitas pelayanan kesehatan akan bisa menuntaskan kasus angka kematian ibu dan angka kematian anak di daerah," katanya.
Baca juga: 1.310 mahasiswa Muhammadiyah ikut tekan stunting di Jateng melalui KKNMAs
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Jumat, mengatakan AKI dan AKB indikator untuk mengukur keberhasilan upaya mewujudkan kesehatan ibu dan bayi di suatu wilayah.
"Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk meningkatkan peran masyarakat dan lintas sektor dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, serta stunting," katanya.
Dalam lingkup pelayanan kesehatan reproduksi, kata dia, masalah kesehatan ibu menjadi isu yang penting karena kematian ibu masih tinggi dan membutuhkan perhatian serta upaya khusus menurunkannya.
Kota Pekalongan yang berada di wilayah pantura dengan jumlah penduduk cukup tinggi, kata dia, berpotensi besar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing pada era globalisasi jika mendapatkan jaminan kelangsungan hidup dan kesehatan yang optimal.
Dia mengatakan ibu dan bayi merupakan kelompok rentan yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
"Upaya untuk menurunkan AKI-AKB serta pencegahan dan penurunan stunting harus dilaksanakan, bukan pada saat hamil saja tetapi harus dimulai sejak saat sebelum hamil yaitu melalui deteksi dini serta pemberian komunikasi informasi edukasi dan konseling kesehatan reproduksi bagi seorang perempuan," katanya.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat, lintas sektor lainnya, serta jejaring terkait, Dinas Kesehatan bersama pemerintahan di empat kecamatan di daerah setempat telah melakukan pertemuan monitor serta evaluasi program kesehatan ibu, anak, dan gizi tingkat kecamatan.
"Kami berharap dengan adanya kegiatan dan fasilitas pelayanan kesehatan akan bisa menuntaskan kasus angka kematian ibu dan angka kematian anak di daerah," katanya.
Baca juga: 1.310 mahasiswa Muhammadiyah ikut tekan stunting di Jateng melalui KKNMAs