Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah terus menggiatkan pelacakan dini (skrining) kasus tuberkulosis (TB) ke lembaga pendidikan sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit menular tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis.



"Penyakit ini sangat mudah menular melalui percikan ludah (droplet) penderita tuberkulosis yang batuk atau bersin. Oleh karena itu, kami mengimbau pada masyarakat agar bisa menghindari penularan penyakit itu," katanya.

Ia yang didampingi Programmer Pencegahan Penyakit Menular, Indayah Dewi Tunggal mengatakan sejak 2023, jumlah penderita tuberkulosis baru sebanyak 900 orang.

Sebagai langkah pencegahan, kata dia, pihaknya mengunjungi beberapa pondok pesantren dan sekolah menengah pertama untuk melakukan skrining pemeriksaan dahak pada siswa maupun santri yang mengalami batuk.

"Kami cek dahak, kemudian dikirim ke rumah sakit atau puskesmas yang memiliki alat tes cepat molekuler (TCM) untuk diketahui apakah di dahak tersebut ada kuman TBC atau tidak, jika hasilnya positif akan diobati," katanya.

Dikatakan, pihaknya akan menggiatkan pelacakan dini pada masyarakat sebagai upaya mendukung program pemerintah untuk mencapai Indonesia bebas dari TBC pada 20230.

Selain itu, kata dia, satuan maupun lembaga pendidikan diharapkan dapat turut andil dalam meningkatkan eliminasi kasus tuberkulosis.

"Kami berharap Dinas Pendidikan bersama satuan pendidikan bisa melakukan skrining awal, apabila ada anak yang batuk lebih dari dua minggu, kemudian lesu agar bisa segera dibawa ke puskesmas terdekat untuk diketahui apakah yang bersangkutan sakit tuberkulosis atau bukan, sehingga cepat tertangani," katanya.
 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024