Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, di Provinsi Jawa Tengah, telah menyalurkan bantuan air bersih total sebanyak 643 tangki yang masing-masing berisi 5.000 liter untuk membantu masyarakat di 13 kecamatan daerah bencana kekeringan.
Daerah bencana kekeringan di Boyolali saat ini, ada 37 desa yang tersebar di 13 kecamatan yang meminta bantuan air bersih selama musim kemarau saat ini, sehingga total sudah mencapai 643 tangki ukuran 5.000 liter per tangki, kata Kepala BPBD Kabupaten Boyolali Suratno, di Boyolali, Ahad.
BPBD Boyolali terus menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang terdampak kemarau panjang hingga bulan Oktober ini. BPBD telah siap memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan air bersih di 13 kecamatan di Boyolali yang terdampak kekeringan.
Suratno mengatakan pihaknya terus melakukan droping bantuan air bersih untuk masyarakat terdampak bencana kekeringan di Boyolali, baik dari BPBD maupun dari unsur lainnya. Penyaluran air terhadap masyarakat terdampak kekeringan hingga saat ini, berjalan lancar tidak ada kendala.
BPBD telah melakukan droping air bersih ke Desa Sarimulyo Kecamatan Kemusu sebanyak lima tangki dan Desa Kalimati Juwangi sebanyak lima tangki sehingga total sebanyak 10 tangki yang telah disalurkan membantu masyarakat yang membutuhkan, pada Sabtu (14/10).
"Kami, pada pekan ini, menyalurkan bantuan air ke masyarakat di Desa Cabean Kecamatan Cepogo sebanyak dua tangki, Sumur (Tamansari) tiga tangki dan Kedungrejo (Kemusu) lima tangki sehingga total 10 tangki, dan total pasokan air mencapai 643 tangki," katanya.
Masyarakat terdampak memang meningkat, sebelumnya hanya Kecamatan Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Juwangi, Musuk dan Tamansari. Namun, sekarang bertambah Selo, Cepogo, Gladagsari, Klego, Andong, Karanggede, dan Ampel. Sehingga, total menjadi 13 kecamatan yang kekurangan air.
"Selain itu, kemarau panjang berdampak kepada ternak dan pertanian," katanya.
Bantuan droping air bersih di Boyolali masih mencukupi, selain dari APBD juga melibatkan unsur dunia usaha dari BUMN, BUMD, perusahaan swasta, komunitas baik dari masyarakat maupun kelompok dan berbagai unsur organisasi.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kehati-hatian selama musim kemarau dalam membakar sampah karena bisa menyebabkan kebakaran dalam kondisi musim kekeringan saat ini.
BMKG di Semarang memprakirakan hujan akan mulai turun di awal Bulan November tetapi masih dalam kategori relatif rendah sehingga masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak perlu panik. Pihaknya berharap mulai Bulan November tahun ini turun hujan.*
Daerah bencana kekeringan di Boyolali saat ini, ada 37 desa yang tersebar di 13 kecamatan yang meminta bantuan air bersih selama musim kemarau saat ini, sehingga total sudah mencapai 643 tangki ukuran 5.000 liter per tangki, kata Kepala BPBD Kabupaten Boyolali Suratno, di Boyolali, Ahad.
BPBD Boyolali terus menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang terdampak kemarau panjang hingga bulan Oktober ini. BPBD telah siap memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan air bersih di 13 kecamatan di Boyolali yang terdampak kekeringan.
Suratno mengatakan pihaknya terus melakukan droping bantuan air bersih untuk masyarakat terdampak bencana kekeringan di Boyolali, baik dari BPBD maupun dari unsur lainnya. Penyaluran air terhadap masyarakat terdampak kekeringan hingga saat ini, berjalan lancar tidak ada kendala.
BPBD telah melakukan droping air bersih ke Desa Sarimulyo Kecamatan Kemusu sebanyak lima tangki dan Desa Kalimati Juwangi sebanyak lima tangki sehingga total sebanyak 10 tangki yang telah disalurkan membantu masyarakat yang membutuhkan, pada Sabtu (14/10).
"Kami, pada pekan ini, menyalurkan bantuan air ke masyarakat di Desa Cabean Kecamatan Cepogo sebanyak dua tangki, Sumur (Tamansari) tiga tangki dan Kedungrejo (Kemusu) lima tangki sehingga total 10 tangki, dan total pasokan air mencapai 643 tangki," katanya.
Masyarakat terdampak memang meningkat, sebelumnya hanya Kecamatan Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Juwangi, Musuk dan Tamansari. Namun, sekarang bertambah Selo, Cepogo, Gladagsari, Klego, Andong, Karanggede, dan Ampel. Sehingga, total menjadi 13 kecamatan yang kekurangan air.
"Selain itu, kemarau panjang berdampak kepada ternak dan pertanian," katanya.
Bantuan droping air bersih di Boyolali masih mencukupi, selain dari APBD juga melibatkan unsur dunia usaha dari BUMN, BUMD, perusahaan swasta, komunitas baik dari masyarakat maupun kelompok dan berbagai unsur organisasi.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kehati-hatian selama musim kemarau dalam membakar sampah karena bisa menyebabkan kebakaran dalam kondisi musim kekeringan saat ini.
BMKG di Semarang memprakirakan hujan akan mulai turun di awal Bulan November tetapi masih dalam kategori relatif rendah sehingga masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak perlu panik. Pihaknya berharap mulai Bulan November tahun ini turun hujan.*