Solo (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, Jawa Tengah, menemukan dua pasien positif difteri pada Februari 2023, namun satu diantaranya meninggal dunia.
"Kasusnya sudah terjadi pada pertengahan Februari lalu dan pasien sempat dirawat di RS Kustati," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Tenny Setyoharini di Solo, Selasa.
Ia mengatakan dua pasien tersebut merupakan saudara kandung. Pasien pertama yang meninggal dunia berusia sekitar 8 tahun, sedangkan pasien kedua merupakan kakak dari pasien pertama berusia sekitar 11 tahun.
Pada saat masuk ke rumah sakit, kata dia, kondisi pasien pertama cukup parah hingga akhirnya tidak dapat diselamatkan. Sedangkan pasien kedua sempat dirawat RSUD Dr Moewardi Solo dan saat ini sudah dinyatakan sembuh.
"Yang meninggal dunia itu terlambat dibawa ke RS. Dia gejalanya batuk dan panas. Waktu diperiksa ada selaput putih keabu-abuan di tenggorokan," katanya.
Sementara itu mulai Senin (13/3) pihaknya menjadwalkan imunisasi pada kontak erat pasien difteri yang ditemukan dirawat di rumah sakit di Solo.
"Kami siapkan pemberian imunisasi pada kontak erat pasien difteri tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Kontak erat kami peroleh dari hasil tracing pasien tersebut," katanya.
Ia mengatakan meski pasien merupakan warga Kabupaten Sukoharjo, namun perawatan dilakukan di rumah sakit Solo dan mereka juga bersekolah di Solo.
Sebelumnya pihak DKK Surakarta sudah melakukan tracing ke kontak erat pasien, termasuk teman-teman sekolahnya, mengingat penyakit tersebut menular lewat kontak erat dan droplet.
Ia mengatakan anak-anak yang merupakan teman pasien juga diberi obat. Hasilnya hingga tujuh hari tidak ditemukan gejala difteri pada anak-anak kontak erat lain.
Baca juga: Pandemi akibatkan vaksinasi rutin melambat, penyakit anak meningkat