Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap keberadaan virus cacar monyet yang saat ini sudah mulai masuk ke Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Rabu mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait, di antaranya rumah sakit dan organisasi profesi.
Ia mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari kewaspadaan dini terhadap cacar monyet.
"Kami sudah ketemu dengan rumah sakit agar meningkatkan kewaspadaan, ada prosedur surveilansnya. Begitu ada info itu (cacar monyet masuk ke Indonesia) kami langsung konsolidasi dengan rumah sakit," katanya.
Sementara itu, mengenai gejala penderita cacar monyet, menurut dia, hampir sama dengan cacar air, di antaranya panas, merasa lelah, dan timbul bintik-bintik merah. Bedanya untuk cacar monyet ini penularannya lebih cepat dan ukuran bintik-bintik merah lebih besar dibandingkan dengan cacar air biasa.
"Memang ada masa inkubasinya (virus), secara fisik gejalanya hampir sama dengan cacar air tapi lebih masif," katanya.
Meski penyakit akibat serangan virus tersebut dapat sembuh dengan sendirinya, namun jika kondisi pasien berat bisa juga menimbulkan kematian seperti halnya COVID-19.
"Yang lebih rentan tertular, usia 40 tahun ke atas. Yang lebih terproteksi yang muda, kan daya tahannya lebih kuat," katanya.
Terkait penyakit tersebut, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta masyarakat agar lebih menjaga kebersihan.
"Masyarakat agar lebih hati-hati, sering cuci tangan," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini juga belum diketahui apakah nanti akan ada vaksinasi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat sebagai langkah antisipasi penyebaran cacar monyet.
"Saya nggak tahu vaksinasinya seperti apa nanti," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkot Surakarta minta masyarakat waspadai cacar monyet
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Rabu mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait, di antaranya rumah sakit dan organisasi profesi.
Ia mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari kewaspadaan dini terhadap cacar monyet.
"Kami sudah ketemu dengan rumah sakit agar meningkatkan kewaspadaan, ada prosedur surveilansnya. Begitu ada info itu (cacar monyet masuk ke Indonesia) kami langsung konsolidasi dengan rumah sakit," katanya.
Sementara itu, mengenai gejala penderita cacar monyet, menurut dia, hampir sama dengan cacar air, di antaranya panas, merasa lelah, dan timbul bintik-bintik merah. Bedanya untuk cacar monyet ini penularannya lebih cepat dan ukuran bintik-bintik merah lebih besar dibandingkan dengan cacar air biasa.
"Memang ada masa inkubasinya (virus), secara fisik gejalanya hampir sama dengan cacar air tapi lebih masif," katanya.
Meski penyakit akibat serangan virus tersebut dapat sembuh dengan sendirinya, namun jika kondisi pasien berat bisa juga menimbulkan kematian seperti halnya COVID-19.
"Yang lebih rentan tertular, usia 40 tahun ke atas. Yang lebih terproteksi yang muda, kan daya tahannya lebih kuat," katanya.
Terkait penyakit tersebut, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta masyarakat agar lebih menjaga kebersihan.
"Masyarakat agar lebih hati-hati, sering cuci tangan," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini juga belum diketahui apakah nanti akan ada vaksinasi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat sebagai langkah antisipasi penyebaran cacar monyet.
"Saya nggak tahu vaksinasinya seperti apa nanti," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkot Surakarta minta masyarakat waspadai cacar monyet