Solo (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) dari Fakultas Hukum berupaya mengembangkan pertanian urban untuk mengangkat perekonomian masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

"'Urban farming' atau pertanian urban merupakan strategi pemanfaatan lahan di area perkotaan yang mampu mengangkat perekonomian masyarakat, menghadapi krisis ketahanan pangan, dan mengurangi ketergantungan pasar," kata Ketua PKM Hanif Alwan Mumtaz di Solo, Kamis.

Beberapa cara kelola pertanian yang diterapkan pada pertanian urban ini adalah pembuatan sistem akuaponik dengan rakit apung ramah lingkungan. Ia mengatakan cara tersebut bertujuan untuk memanfaatkan lahan yang terbatas di daerah perkotaan serta mengurangi limbah botol plastik.

"Akuaponik sistem rakit apung sendiri adalah perpaduan antara akuakultur dan hidroponik. Akuakultur adalah memelihara ikan sedangkan hidroponik adalah menanam tumbuhan dengan media tumbuh berupa air. Rakit apung merupakan sistem yang dipilih karena dapat memanfaatkan limbah botol plastik sebagai wadah untuk menanam," katanya.

Baca juga: Berkebun ala urban perbanyak "cuan" di tengah pandemi

Untuk penerapan edukasi pertanian urban yang dikembangkan oleh mahasiswa UNS tersebut dilakukan di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) Danukusumo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anak panti mengenai akuaponik sebagai bekal di kemudian hari agar dapat hidup dengan mandiri setelah menyelesaikan pendidikan," katanya.

Akuaponik dengan sistem rakit apung tersebut sekaligus untuk memanfaatkan limbah botol plastik dari rintisan bank sampah yang dimiliki panti.

"Pembuatan rakit apung ini bisa dikreasikan sesuai dengan keinginan anak asuh, jadi tidak melulu bentuknya itu-itu saja. Media pembuatannya juga bisa disesuaikan dengan apa yang tersedia. Apalagi di sini ada rintisan bank sampah jadi banyak botol yang bisa digunakan untuk membuat rakit apung," katanya.

Pada pelatihan tersebut bukan hanya cara budidaya yang diedukasikan tetapi juga dari sisi pembukuan sederhana dan pemasaran digital.

"Dalam rangka meningkatkan pemahaman mitra di bidang akuaponik, kami melaksanakan kegiatan penyuluhan secara 'blended' (luring dan daring)," katanya.

Sementara itu, selain Hanif, beberapa anggota lain dalam tim yakni Khafid Alfian Rosyadi, Mia Silviana, Cut Dede Diah Rosyidah, dan Haani Aulia Sabina.

Baca juga: Agrobisnis merupakan usaha menjanjikan pada masa pandemik
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024