Purwokerto (ANTARA) - Psikolog dari Biro Psikologi Metafora Purwokerto Ketty Murtini mengatakan bahwa peringatan Hari Anak Nasional merupakan momentum untuk mengajak anak gemar membaca.
"Untuk mengantisipasi ancaman learning loss atau penurunan kemampuan belajar siswa akibat pandemi COVID-19 maka orang tua perlu menggerakkan anak untuk gemar membaca," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Dia mengatakan, orang tua bisa rutin membacakan buku pada anak mereka agar sang buah hati makin gemar membaca.
Baca juga: Empat hal wajib yang dilakukan orang tua agar anak tetap ceria
Baca juga: HAN diharapkan jadi momentum penyelamatan anak dari COVID-19
"Orang tua bisa membacakan buku bacaan untuk anak mereka sehingga dapat membiasakan dan mendorong anak untuk makin suka membaca," katanya.
Dia menambahkan bahwa kegiatan membaca sangat baik untuk pembentukan karakter dan tumbuh kembang seorang anak.
"Dengan rutin membaca maka semua ilmu bisa dipahami dan dipelajari, anak juga jadi menghabiskan waktu dengan kegiatan yang positif, membaca juga dapat dilakukan di mana saja sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi anak pada masa pandemi COVID-19," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa upaya menumbuhkan minat baca sebaiknya memang dimulai sejak usia dini dan terus dikuatkan hingga bertambah usia.
"Ini juga sejalan dengan program literasi yang sedang menjadi tren. Apalagi bahan bacaan sekarang sangat mudah didapat," katanya.
Selain itu dia juga menambahkan bahwa kegiatan membaca dapat makin mendekatkan hubungan antara orang tua dengan anak.
"Dengan membacakan buku untuk anak yang belum bisa membaca, maka orang tua dapat membangun relasi yang intim dengan anak mereka," katanya.
Pada saat anak semakin bertambah dewasa, kata dia, level bahan bacaan juga bisa ditingkatkan. Bahkan, anak bisa diminta untuk menceritakan kembali dan membuat rangkuman dari apa yang telah dibaca.
"Dengan demikian maka interaksi dan relasi di dalam keluarga juga akan terus menguat dan makin intensif, ini sangat diperlukan di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini," katanya.
Baca juga: Reisa: Kondisi 80 juta lebih anak Indonesia tidak sedang baik-baik saja
Baca juga: Presiden: Anak-anak harus terus bergembira
"Untuk mengantisipasi ancaman learning loss atau penurunan kemampuan belajar siswa akibat pandemi COVID-19 maka orang tua perlu menggerakkan anak untuk gemar membaca," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Dia mengatakan, orang tua bisa rutin membacakan buku pada anak mereka agar sang buah hati makin gemar membaca.
Baca juga: Empat hal wajib yang dilakukan orang tua agar anak tetap ceria
Baca juga: HAN diharapkan jadi momentum penyelamatan anak dari COVID-19
"Orang tua bisa membacakan buku bacaan untuk anak mereka sehingga dapat membiasakan dan mendorong anak untuk makin suka membaca," katanya.
Dia menambahkan bahwa kegiatan membaca sangat baik untuk pembentukan karakter dan tumbuh kembang seorang anak.
"Dengan rutin membaca maka semua ilmu bisa dipahami dan dipelajari, anak juga jadi menghabiskan waktu dengan kegiatan yang positif, membaca juga dapat dilakukan di mana saja sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi anak pada masa pandemi COVID-19," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa upaya menumbuhkan minat baca sebaiknya memang dimulai sejak usia dini dan terus dikuatkan hingga bertambah usia.
"Ini juga sejalan dengan program literasi yang sedang menjadi tren. Apalagi bahan bacaan sekarang sangat mudah didapat," katanya.
Selain itu dia juga menambahkan bahwa kegiatan membaca dapat makin mendekatkan hubungan antara orang tua dengan anak.
"Dengan membacakan buku untuk anak yang belum bisa membaca, maka orang tua dapat membangun relasi yang intim dengan anak mereka," katanya.
Pada saat anak semakin bertambah dewasa, kata dia, level bahan bacaan juga bisa ditingkatkan. Bahkan, anak bisa diminta untuk menceritakan kembali dan membuat rangkuman dari apa yang telah dibaca.
"Dengan demikian maka interaksi dan relasi di dalam keluarga juga akan terus menguat dan makin intensif, ini sangat diperlukan di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini," katanya.
Baca juga: Reisa: Kondisi 80 juta lebih anak Indonesia tidak sedang baik-baik saja
Baca juga: Presiden: Anak-anak harus terus bergembira