Solo (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berharap peringatan Hari Anak Nasional (HAN) menjadi momentum untuk penyelamatan anak dari ancaman COVID-19.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Jumat, dia mengatakan anak-anak termasuk kelompok rentan yang harus dilindungi dari ancaman pandemi virus tersebut.
Oleh karena itu, ia berharap, peringatan HAN di tengah lonjakan kasus COVID-19 bisa menggugah seluruh pihak, mulai dari orang tua, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat dalam menjamin pemenuhan hak anak, terutama hak untuk hidup sehat.
"Semua kebijakan dan langkah yang diambil hendaknya tertuju pada kepentingan terbaik anak-anak, terutama keselamatan mereka di masa pandemi COVID-19," katanya.
Dia mengakui salah satu persoalan yang dihadapi, saat ini anak-anak belum bisa bermain dengan leluasa dan belajar secara tatap muka di sekolah.
Bahkan, kata dia, sudah selama 1,5 tahun ini anak-anak mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dengan sistem daring dari rumah masing-masing.
"Itu merupakan kebiasaan baru yang mau tidak mau, siap tidak siap harus dihadapi bersama demi kebaikan dan keselamatan anak-anak dari penularan COVID-19," kata politikus Partai NasDem ini.
Menurut dia, PJJ selama pandemi COVID-19 ini bukan tanpa kendala.
Meski demikian, ia berharap kendala tersebut dapat diatasi bersama agar tidak menghambat semangat dan kreativitas anak.
"Tentu tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak dapat dilakukan selama ada kerja sama dan kolaborasi yang baik dari semua pihak," katanya.
Ia mengatakan awalnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) berencana membuka pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Juli 2021. Rencana tersebut terpaksa harus ditunda menyusul terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.
"Dalam hal ini kami mendukung keputusan pemerintah menunda pemberlakuan PTM, karena keselamatan dan kenyamanan anak-anak merupakan yang utama," katanya.
Ia juga berharap proses vaksinasi terhadap anak berusia 12-17 tahun yang mulai dilakukan sejak 1 Juli 2021 dengan menyasar 32,6 juta anak dapat berjalan lancar.
"Anak termasuk kelompok rentan yang harus mendapatkan prioritas dalam proses vaksinasi," katanya.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Jumat, dia mengatakan anak-anak termasuk kelompok rentan yang harus dilindungi dari ancaman pandemi virus tersebut.
Oleh karena itu, ia berharap, peringatan HAN di tengah lonjakan kasus COVID-19 bisa menggugah seluruh pihak, mulai dari orang tua, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat dalam menjamin pemenuhan hak anak, terutama hak untuk hidup sehat.
"Semua kebijakan dan langkah yang diambil hendaknya tertuju pada kepentingan terbaik anak-anak, terutama keselamatan mereka di masa pandemi COVID-19," katanya.
Dia mengakui salah satu persoalan yang dihadapi, saat ini anak-anak belum bisa bermain dengan leluasa dan belajar secara tatap muka di sekolah.
Bahkan, kata dia, sudah selama 1,5 tahun ini anak-anak mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dengan sistem daring dari rumah masing-masing.
"Itu merupakan kebiasaan baru yang mau tidak mau, siap tidak siap harus dihadapi bersama demi kebaikan dan keselamatan anak-anak dari penularan COVID-19," kata politikus Partai NasDem ini.
Menurut dia, PJJ selama pandemi COVID-19 ini bukan tanpa kendala.
Meski demikian, ia berharap kendala tersebut dapat diatasi bersama agar tidak menghambat semangat dan kreativitas anak.
"Tentu tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak dapat dilakukan selama ada kerja sama dan kolaborasi yang baik dari semua pihak," katanya.
Ia mengatakan awalnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) berencana membuka pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Juli 2021. Rencana tersebut terpaksa harus ditunda menyusul terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.
"Dalam hal ini kami mendukung keputusan pemerintah menunda pemberlakuan PTM, karena keselamatan dan kenyamanan anak-anak merupakan yang utama," katanya.
Ia juga berharap proses vaksinasi terhadap anak berusia 12-17 tahun yang mulai dilakukan sejak 1 Juli 2021 dengan menyasar 32,6 juta anak dapat berjalan lancar.
"Anak termasuk kelompok rentan yang harus mendapatkan prioritas dalam proses vaksinasi," katanya.