Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro mengemukakan situasi 80 juta lebih anak Indonesia tidak sedang baik-baik saja di tengah pandemi yang sudah berjalan setahun lebih.
"Sekitar 60 juta anak-anak Indonesia kehilangan masa indah di sekolah, sebagian bahkan tidak bisa melakukan pembelajaran jarak jauh karena fasilitas tidak tersedia," kata Reisa Broto Asmoro saat menyampaikan siaran pers secara virtual dalam rangka Hari Anak Nasional 2021 yang dipantau dari Jakarta, Jumat.
Reisa mengatakan ada banyak anak yang kehilangan kesempatan bermain dan mengenal alam terbuka. Di dunia maya pun, ancaman masih ada, masih banyak anak yang mengalami perundungan, diskriminasi dan kekerasan verbal di media sosial.
“Tekanan dan beban mental saat menjalani pandemi pasti tidak mudah bagi anak-anak Indonesia, dan yang paling membuat sedih, beberapa dari anak Indonesia, kehilangan orang tua mereka yang tidak dapat diselamatkan, pada saat menderita COVID-19,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Reisa menyampaikan peran pemerintah dalam menguatkan strategi 3T (testing, tracing, dan treatment) kepada perwakilan anak yang turut hadir secara virtual dalam kegiatan itu.
"Tidak semua orang memiliki kesehatan prima, misalnya orang lanjut usia yang sudah punya penyakit menahun, apabila tanpa sengaja tertular oleh orang yang membawa virus, bisa berakibat fatal,” ujarnya.
Reisa mengatakan saat ini sudah ada hampir 1.000 rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia, dan tempat tidur untuk pasien COVID-19 di Indonesia saat ini sudah hampir 125 ribu ruangan.
“Upaya pemerintah ini semoga membuat pasien sembuh makin banyak, kemarin kasus sembuh kita 36.370, naik dari hari sebelumnya yang berjumlah 32.887,” katanya.
"Sekitar 60 juta anak-anak Indonesia kehilangan masa indah di sekolah, sebagian bahkan tidak bisa melakukan pembelajaran jarak jauh karena fasilitas tidak tersedia," kata Reisa Broto Asmoro saat menyampaikan siaran pers secara virtual dalam rangka Hari Anak Nasional 2021 yang dipantau dari Jakarta, Jumat.
Reisa mengatakan ada banyak anak yang kehilangan kesempatan bermain dan mengenal alam terbuka. Di dunia maya pun, ancaman masih ada, masih banyak anak yang mengalami perundungan, diskriminasi dan kekerasan verbal di media sosial.
“Tekanan dan beban mental saat menjalani pandemi pasti tidak mudah bagi anak-anak Indonesia, dan yang paling membuat sedih, beberapa dari anak Indonesia, kehilangan orang tua mereka yang tidak dapat diselamatkan, pada saat menderita COVID-19,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Reisa menyampaikan peran pemerintah dalam menguatkan strategi 3T (testing, tracing, dan treatment) kepada perwakilan anak yang turut hadir secara virtual dalam kegiatan itu.
"Tidak semua orang memiliki kesehatan prima, misalnya orang lanjut usia yang sudah punya penyakit menahun, apabila tanpa sengaja tertular oleh orang yang membawa virus, bisa berakibat fatal,” ujarnya.
Reisa mengatakan saat ini sudah ada hampir 1.000 rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia, dan tempat tidur untuk pasien COVID-19 di Indonesia saat ini sudah hampir 125 ribu ruangan.
“Upaya pemerintah ini semoga membuat pasien sembuh makin banyak, kemarin kasus sembuh kita 36.370, naik dari hari sebelumnya yang berjumlah 32.887,” katanya.