Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melalui Dinas Kesehatan setempat mengoptimalkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai upaya mencegah tengkes (kekerdilan) pada anak.
"Apalagi menurut Kementerian Kesehatan, Germas menjadi satu-satunya solusi untuk mencegah dan menekan angka tengkes pada anak," kata , kata Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas Sadiyanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa sore.
Pihaknya bersama instansi lainnya terus melakukan sosialisasi Germas dalam rangka pencegahan tengkes di tingkat kecamatan, kelompok-kelompok masyarakat, kader kesehatan, dan sebagainya.
Menurut dia, hal itu dilakukan agar sasaran sosialisasi tersebut dapat membantu upaya penurunan angka tengkes di Kabupaten Banyumas sesuai dengan target pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah telah menetapkan angka prevalensi kekerdilan turun hingga 14 persen pada 2024.
"Alhamdulillah di Banyumas pada Bulan Februari kemarin dilakukan penimbangan serentak dan diketahui angka tengkes sudah cukup baik, sekitar 14 persen," katanya.
Oleh karena itu, dia optimistis penurunan angka tengkes di Kabupaten Banyumas dapat segera tercapai atas koordinasi lintas sektoral.
Sadiyanto mengatakan upaya pencegahan tengkes di Kabupaten Banyumas setiap tahunnya difokuskan pada 10 desa yang angka tengkesnya tergolong tinggi.
Selain sosialisasi Germas, kata dia, upaya pencegahan tengkes dilakukan dengan pemberian gizi dan nutrisi kepada ibu hamil maupun makanan tambahan untuk anak balita.
"Kami juga mengimbau agar anak-anak balita diberi makanan bergizi dan berprotein tinggi," katanya.
Baca juga: Perangi tengkes, anggota DPR RI safari gemarikan perangi di Magelang
Baca juga: Surakarta jadi percontohan penanganan tengkes di Indonesia
Baca juga: Fortivit, beras bervitamin produksi Bulog Banyumas, cegah tengkes
"Apalagi menurut Kementerian Kesehatan, Germas menjadi satu-satunya solusi untuk mencegah dan menekan angka tengkes pada anak," kata , kata Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas Sadiyanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa sore.
Pihaknya bersama instansi lainnya terus melakukan sosialisasi Germas dalam rangka pencegahan tengkes di tingkat kecamatan, kelompok-kelompok masyarakat, kader kesehatan, dan sebagainya.
Menurut dia, hal itu dilakukan agar sasaran sosialisasi tersebut dapat membantu upaya penurunan angka tengkes di Kabupaten Banyumas sesuai dengan target pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah telah menetapkan angka prevalensi kekerdilan turun hingga 14 persen pada 2024.
"Alhamdulillah di Banyumas pada Bulan Februari kemarin dilakukan penimbangan serentak dan diketahui angka tengkes sudah cukup baik, sekitar 14 persen," katanya.
Oleh karena itu, dia optimistis penurunan angka tengkes di Kabupaten Banyumas dapat segera tercapai atas koordinasi lintas sektoral.
Sadiyanto mengatakan upaya pencegahan tengkes di Kabupaten Banyumas setiap tahunnya difokuskan pada 10 desa yang angka tengkesnya tergolong tinggi.
Selain sosialisasi Germas, kata dia, upaya pencegahan tengkes dilakukan dengan pemberian gizi dan nutrisi kepada ibu hamil maupun makanan tambahan untuk anak balita.
"Kami juga mengimbau agar anak-anak balita diberi makanan bergizi dan berprotein tinggi," katanya.
Baca juga: Perangi tengkes, anggota DPR RI safari gemarikan perangi di Magelang
Baca juga: Surakarta jadi percontohan penanganan tengkes di Indonesia
Baca juga: Fortivit, beras bervitamin produksi Bulog Banyumas, cegah tengkes