Kronologis kecelakaan maut di Sumedang

Kamis, 11 Maret 2021 15:56 WIB

Bandung (ANTARA) - Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Pol Kushariyanto menjelaskan kronologis kecelakaan maut di Sumedang bermula dari bus yang diduga hilang kendali hingga terbanting dan terperosok ke jurang di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Peristiwa itu sendiri berdasarkan analisa sementara, menurutnya terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, Rabu (10/3). Kontur jalan yang menurun panjang serta menikung itu diduga membuat bus bergoyang sebelum akhirnya mengalami kecelakaan.

"Akhirnya sopir ini banting stir ke kiri, dia sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan) ini, jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik," kata Kushariyanto di lokasi kecelakaan, Kamis.

Baca juga: Polisi identifikasi korban meninggal kecelakaan bus di Sumedang

Baca juga: Diakui pagar pengaman jalan Tanjakan Cae Sumedang tak kuat tahan bus


Adapun sejauh ini menurutnya hal itu masih dugaan sementara karena pihaknya masih terus melakukan penyelidikan di lokasi dengan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Selain itu, ia juga menduga salah satu faktor bus itu hilang kendali adalah karena kelebihan muatan penumpang. Dari data yang diterima, jumlah penumpang memang tidak sebanding dengan jumlah tempat duduk.

"Karena kondisi penumpang itu 66 orang yang notabene di situ harusnya cuma 62 atau 63 tempat duduk," kata dia.

Dia memastikan, jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Garut dan Sumedang melalui kawasan Wado dengan lebar sekitar enam meter itu memang tidak seharusnya digunakan oleh kendaraan sejenis bus besar.

Dia menduga sopir bus tidak mengenali kontur dan kesempitan jalur akan dilaluinya itu. Sopir itu, kata dia, diduga menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan yang akan dilalui untuk menuju Kabupaten Subang.

Baca juga: Polda Jabar pastikan seluruh korban telah dievakuasi, 27 orang tewas

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari mengatakan bus yang ditumpangi para pelajar dan orang tuanya itu hendak kembali menuju Kabupaten Subang setelah berziarah ke kawasan Tasik dan berwisata ke Pangandaran.

Dari data yang diterima, menurutnya isi penumpang bus itu terdiri dari 70 persen merupakan orang tua pelajar, dan 30 persen merupakan pelajar.

"Kalau kendaraan besar sesungguhnya tidak diperkenankan ke jalur ini," kata Hery.

Baca juga: Polisi sebut jalan lokasi kecelakaan di Sumedang bukan untuk bus

Baca juga: Basarnas: Korban jiwa kecelakaan bus di Sumedang 27 orang, 39 selamat

Pewarta : Bagus Ahmad Rizaldi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Tim gabungan lakukan "ramp check" bus AKAP di Terminal Induk Jati

11 December 2024 19:46 Wib

Awak Trans Semarang diberi pelatihan pemadaman kebakaran

14 November 2024 21:03 Wib

DPRD Semarang minta evaluasi pengelolaan Trans Semarang

14 November 2024 20:56 Wib

Rumah Pelita ajak anak stunting naik bus tingkat

05 November 2024 18:40 Wib

Kondisi jalan Pantura Pati usai kecelakaan bus vs truk tronton

23 September 2024 18:22 Wib
Terpopuler

BRI pastikan data nasabah aman, merespons dugaan serangan ransomware

NASIONAL - 19 December 2024 9:43 Wib

Pemkot Magelang tetap siaga bencana meski kota kecil

PERISTIWA - 21 December 2024 7:36 Wib

Bank Jateng Purwodadi serahkan bantuan kepada disabilitas

EKONOMI - 23 December 2024 20:14 Wib

PLN Icon Plus rapikan kabel FO, jaga keandalan jaringan telekomunikasi

EKONOMI - 19 December 2024 9:53 Wib

Prakiraan cuaca Jateng hari ini, waspada hujan dan rob

PERISTIWA - 21 December 2024 8:31 Wib