Boyolali (ANTARA) - Sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Boyolali melakukan bakti sosial dengan menyerahkan 22 unit tempat cuci tangan (wastafel) bersama tandon airnya untuk dipasang di pasar-pasar tradisional guna mencegah penyebaran COVID-19.
BUMD Kabupaten Boyolali melaksanakan kegiatan baksos dengan tema "BUMD Boyolali Peduli". Bantuan itu diserahkan oleh Direktur Utama Bank Boyolali, Dono Sri Hananto selaku koordinator kepada Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Boyolali, Karseno, di Kantor Pudam Tirta Ampera Boyolali, Jateng, Jumat.
Menurut Dono Sri Hananto, BUMD Boyolali menyerahkan bantuan 22 unit tempat cuci tangan atau wastafel bersama tangki tandon airnya kepada Dispndagperin untuk dipasang di 22 pasar tradisional di Boyolali di tengah pandemi COVID-19.
Bantuan tempat cuci tangan tersebut, kata Dono, merupakan salah satu program dari BUMD Boyolali Peduli kepada masyarakat terutama yang beraktivitas di pasar-pasar tradisional Boyolali.
"Kami serahkan ke Disndagperin untuk didistribusikan ke pasar-pasar yang memerlukan. Kami sekaligus ikut membantu pemerintah dalam hal pencegahan penyebaran COVID-19," kata Dono.
Pihaknya berharap bantuan tersebut bermanfaat khususnya untuk warga Boyolali.
"Kami memilih wastafel ini, karena tempat cuci tangan ini sangat dibutuhkan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Jadi selain masker, kami juga menyerahkan bantuan tempat cuci tangan ini di masa adaptasi kebiasaan baru," kata Dono.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin agar dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19, terutama di tempat-tempat umum seperti pasar dan ruang publik lainnya.
Dono mengatakan jumlah BUMD Kabupaten Boyolali hingga saat ini, ada enam perusahaan yaitu Bank Boyolali, Pudam Tirta Ampera, Aneka Karya, BBR BBK Boyolali, BKK Boyolali dan Bank Jateng.
Kepala Disndagperin Boyolali Karseno mengatakan penanganan pandemi COVID-19 di Boyolali menunjukkan konsistensi, baik Bupati Boyolali selaku Ketua Gugus Tugas, jajaran eksekutif, termasuk BUMD.
Hal tersebut, lanjut Karseno, suatu bukti penanganan COVID-19 dilakukan secara bersama dan tidak main-main yakni cepat tepat sasaran.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada BUMD Boyolali yang peduli terhadap masyarakat dalam ikut pencegahan penyebaran COVID-19 di wilayah ini," katanya.
Jajaran BUMD Boyolali pada tanggap darurat membantu APD salah satunya pembagikan masker, mendistribusikan tempat cuci tangan, dan kebetulan yang dibantu tempat pasar tradisional.
Pihaknya segera menyalurkan bantuan itu, ke 22 pasar di Boyolali sehingga baik pedagang maupun pengunjung dapat disiplin menerapkan protokol kesehatan karena fasilitas APD sudah lengkap.
"Kami berharap masyarakat tidak perlu risau dan takut masalah COVID-19, asalkan mereka dapat melindungi kesehatan masing-masing dengan disiplin protokol kesehatan," katanya.
Jumlah pasar tradisional di Boyolali hingga saat ini sebanyak 42 pasar, tetapi yang aktif ada 39 titik. Dengan bantuan tempat cuci tangan ini, baik pedagang maupun pengunjung dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
"Kami soal penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional Boyolali sudah konsisten mulai dari mengenaikan masker, cuci tangan dengan sabun sebelum masuk pasar. Kami tetap imbau pedagang jangan meremehkan memakai masker dan jaga jarak saat berdagang di dalam pasar," katanya.
BUMD Kabupaten Boyolali melaksanakan kegiatan baksos dengan tema "BUMD Boyolali Peduli". Bantuan itu diserahkan oleh Direktur Utama Bank Boyolali, Dono Sri Hananto selaku koordinator kepada Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Boyolali, Karseno, di Kantor Pudam Tirta Ampera Boyolali, Jateng, Jumat.
Menurut Dono Sri Hananto, BUMD Boyolali menyerahkan bantuan 22 unit tempat cuci tangan atau wastafel bersama tangki tandon airnya kepada Dispndagperin untuk dipasang di 22 pasar tradisional di Boyolali di tengah pandemi COVID-19.
Bantuan tempat cuci tangan tersebut, kata Dono, merupakan salah satu program dari BUMD Boyolali Peduli kepada masyarakat terutama yang beraktivitas di pasar-pasar tradisional Boyolali.
"Kami serahkan ke Disndagperin untuk didistribusikan ke pasar-pasar yang memerlukan. Kami sekaligus ikut membantu pemerintah dalam hal pencegahan penyebaran COVID-19," kata Dono.
Pihaknya berharap bantuan tersebut bermanfaat khususnya untuk warga Boyolali.
"Kami memilih wastafel ini, karena tempat cuci tangan ini sangat dibutuhkan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Jadi selain masker, kami juga menyerahkan bantuan tempat cuci tangan ini di masa adaptasi kebiasaan baru," kata Dono.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin agar dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19, terutama di tempat-tempat umum seperti pasar dan ruang publik lainnya.
Dono mengatakan jumlah BUMD Kabupaten Boyolali hingga saat ini, ada enam perusahaan yaitu Bank Boyolali, Pudam Tirta Ampera, Aneka Karya, BBR BBK Boyolali, BKK Boyolali dan Bank Jateng.
Kepala Disndagperin Boyolali Karseno mengatakan penanganan pandemi COVID-19 di Boyolali menunjukkan konsistensi, baik Bupati Boyolali selaku Ketua Gugus Tugas, jajaran eksekutif, termasuk BUMD.
Hal tersebut, lanjut Karseno, suatu bukti penanganan COVID-19 dilakukan secara bersama dan tidak main-main yakni cepat tepat sasaran.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada BUMD Boyolali yang peduli terhadap masyarakat dalam ikut pencegahan penyebaran COVID-19 di wilayah ini," katanya.
Jajaran BUMD Boyolali pada tanggap darurat membantu APD salah satunya pembagikan masker, mendistribusikan tempat cuci tangan, dan kebetulan yang dibantu tempat pasar tradisional.
Pihaknya segera menyalurkan bantuan itu, ke 22 pasar di Boyolali sehingga baik pedagang maupun pengunjung dapat disiplin menerapkan protokol kesehatan karena fasilitas APD sudah lengkap.
"Kami berharap masyarakat tidak perlu risau dan takut masalah COVID-19, asalkan mereka dapat melindungi kesehatan masing-masing dengan disiplin protokol kesehatan," katanya.
Jumlah pasar tradisional di Boyolali hingga saat ini sebanyak 42 pasar, tetapi yang aktif ada 39 titik. Dengan bantuan tempat cuci tangan ini, baik pedagang maupun pengunjung dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
"Kami soal penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional Boyolali sudah konsisten mulai dari mengenaikan masker, cuci tangan dengan sabun sebelum masuk pasar. Kami tetap imbau pedagang jangan meremehkan memakai masker dan jaga jarak saat berdagang di dalam pasar," katanya.