Pemalang (ANTARA) - Badan usaha milik negara (BUMN) diminta bersedia membeli bandeng produksi petambak kecil di tengah menurunnya harga jual dan adanya rencana kenaikan harga pakan imbas wabah virus corona di dunia.
"Pukulan bisnis sektor budi daya saat ini sangat berat, termasuk di kalangan petambak bandeng. Harga hasil budi daya cenderung turun dan saat ini ada ancaman kenaikan harga pakan akibat kenaikan bahan baku impor," kata Ketua Dewan Pembina Serikat Petambak Pantura Indonesia (SPPI) Riyono di Pemalang, Rabu.
Oleh karena itu, SPPI meminta BUMN bersedia menyerah hasil produksi petambak bandeng agar mereka tidak mengalami kerugian lebih dalam. Caranya, bandeng pembelian dari petambak tersebut dimasukkan ke dalam paket bantuan untuk warga terdampak wabah virus corona.
"Kerugian sudah terbayang di depan mata, sedangkan pemulihan (recovery) belum terbayang akan seperti apa. Petambak ikan bandeng mulai menjerit karena pandemi corona," katanya.
Riyono. Dok. Pribadi
Para petambak, menurut dia, saat ini mulai resah karena harga ikan bandeng cenderung turun dan langkah recovery masih gelap," katanya.
Data yang dimiliki oleh SPPI khususnya di wilayah Pemalang dan Kabupaten Pekalongan menunjukkan saat ini ada potensi panen udang vaname 500 ton untuk siap panen, sedangkan berdasarkan data koperasi perikanan darat Minorejo tahun 2019 produksi ikan bandeng sebesar 662, 239 ton, dengan 58 petambak yang produksi 2 hingga 50/ton per tahun. Volume tersebut saat ini sulit terserap pasar karena permintaan menurun.
"Oleh karena itu kami berharap pemerintah mencarikan pasar ikan bandeng dengan harga memadai. Kami berharap BUMN bisa membeli panen petambak. Kemudian dimasukkan dalam paket jaring pengaman sosial pemerintah," katanya.
Atau, kata Riyono, minimal ada pengusaha besar yang membeli panen petambak. Berbagai upaya sudah di tempuh petambak dengan dialog bersama Dinas Kelautan dan perikanan Provinsi Jateng dan Kabupaten Pemalang serta Kabupaten Pekalongan namun, menurut dia, belum membuahkan hasil.
"Petambak berharap ada kebijakan Pemerintah Pusat untuk menyelesaikan masalah ini. BUMN harus membeli dan menjadikan ikan sebagai paket dalam bansos (bantuan sosial) untuk rakyat terdampak corona," demikian Riyono.
"Pukulan bisnis sektor budi daya saat ini sangat berat, termasuk di kalangan petambak bandeng. Harga hasil budi daya cenderung turun dan saat ini ada ancaman kenaikan harga pakan akibat kenaikan bahan baku impor," kata Ketua Dewan Pembina Serikat Petambak Pantura Indonesia (SPPI) Riyono di Pemalang, Rabu.
Oleh karena itu, SPPI meminta BUMN bersedia menyerah hasil produksi petambak bandeng agar mereka tidak mengalami kerugian lebih dalam. Caranya, bandeng pembelian dari petambak tersebut dimasukkan ke dalam paket bantuan untuk warga terdampak wabah virus corona.
"Kerugian sudah terbayang di depan mata, sedangkan pemulihan (recovery) belum terbayang akan seperti apa. Petambak ikan bandeng mulai menjerit karena pandemi corona," katanya.
Para petambak, menurut dia, saat ini mulai resah karena harga ikan bandeng cenderung turun dan langkah recovery masih gelap," katanya.
Data yang dimiliki oleh SPPI khususnya di wilayah Pemalang dan Kabupaten Pekalongan menunjukkan saat ini ada potensi panen udang vaname 500 ton untuk siap panen, sedangkan berdasarkan data koperasi perikanan darat Minorejo tahun 2019 produksi ikan bandeng sebesar 662, 239 ton, dengan 58 petambak yang produksi 2 hingga 50/ton per tahun. Volume tersebut saat ini sulit terserap pasar karena permintaan menurun.
"Oleh karena itu kami berharap pemerintah mencarikan pasar ikan bandeng dengan harga memadai. Kami berharap BUMN bisa membeli panen petambak. Kemudian dimasukkan dalam paket jaring pengaman sosial pemerintah," katanya.
Atau, kata Riyono, minimal ada pengusaha besar yang membeli panen petambak. Berbagai upaya sudah di tempuh petambak dengan dialog bersama Dinas Kelautan dan perikanan Provinsi Jateng dan Kabupaten Pemalang serta Kabupaten Pekalongan namun, menurut dia, belum membuahkan hasil.
"Petambak berharap ada kebijakan Pemerintah Pusat untuk menyelesaikan masalah ini. BUMN harus membeli dan menjadikan ikan sebagai paket dalam bansos (bantuan sosial) untuk rakyat terdampak corona," demikian Riyono.