Semarang (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea Cukai Wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta membukukan penerimaan negara yang melebihi target selama dua bulan pertama di tahun 2020.
Kepala Kantor Direktorat Jenderal Bea Cukai Wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Padmoyo Tri Wikanto di Semarang, Jumat, mengatakan, realisasi penerimaan selama Januari hingga Februari 2020 tercatat mencapai Rp5,52 triliun.
"Melebihi target penerimaan dua bulan pertama di 2020 yang sebesar Rp4,73 triliun," katanya.
Baca juga: Enam perusahaan di Jateng kantongi izin kawasan berikat dari Ditjen Bea Cuka
Ia menyebut tingginya realisasi penerimaan di awal tahun 2020 tersebut tertolong oleh kontribusi cukai.
Adapun penerimaan dari bea masuk impor, lanjut dia, mengalami penurunan.
Selain terdampak penyebaran Covid-19, kata dia penurunan penerimaan dari ekspor impor juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global.
Ia menambahkan realisasi penerimaan dari bea masuk baru mencapai sekitar 77 persen dari target Januari hingga Februari.
Sementara operasional kantor bea cukai, menurut dia, masih berjalan seperti biasa di tengah penyebaran Covid-19.
Ia menjelaskan dalam melaksanakan empat fungsi utamanya, dibutuhkan kehadiran langsung petugas bea cukai untuk memastikan potensi penerimaan negara tetap terjaga.
"Kegiatan seperti pemeriksaan fisik barang impor, barang ekspor tertentu, barang kiriman baik melalui pos maupun jasa titipan lainnya, pengawasan terhadap barang penumpang mapun barang berbahaya seperti narkotika, memerlukan kehadiran petugas secara langsung," katanya.
Baca juga: KPPBC selamatkan kerugian negara Rp937,3 juta
Kepala Kantor Direktorat Jenderal Bea Cukai Wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Padmoyo Tri Wikanto di Semarang, Jumat, mengatakan, realisasi penerimaan selama Januari hingga Februari 2020 tercatat mencapai Rp5,52 triliun.
"Melebihi target penerimaan dua bulan pertama di 2020 yang sebesar Rp4,73 triliun," katanya.
Baca juga: Enam perusahaan di Jateng kantongi izin kawasan berikat dari Ditjen Bea Cuka
Ia menyebut tingginya realisasi penerimaan di awal tahun 2020 tersebut tertolong oleh kontribusi cukai.
Adapun penerimaan dari bea masuk impor, lanjut dia, mengalami penurunan.
Selain terdampak penyebaran Covid-19, kata dia penurunan penerimaan dari ekspor impor juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global.
Ia menambahkan realisasi penerimaan dari bea masuk baru mencapai sekitar 77 persen dari target Januari hingga Februari.
Sementara operasional kantor bea cukai, menurut dia, masih berjalan seperti biasa di tengah penyebaran Covid-19.
Ia menjelaskan dalam melaksanakan empat fungsi utamanya, dibutuhkan kehadiran langsung petugas bea cukai untuk memastikan potensi penerimaan negara tetap terjaga.
"Kegiatan seperti pemeriksaan fisik barang impor, barang ekspor tertentu, barang kiriman baik melalui pos maupun jasa titipan lainnya, pengawasan terhadap barang penumpang mapun barang berbahaya seperti narkotika, memerlukan kehadiran petugas secara langsung," katanya.
Baca juga: KPPBC selamatkan kerugian negara Rp937,3 juta