Cilacap (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengimbau warga yang bermukim di wilayah rawan banjir dan longsor untuk waspada dan siap siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana itu.
"Hal itu karena berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, puncak musim hujan di Kabupaten Cilacap diprakirakan akan berlangsung pada bulan Februari-Maret," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Jumat.
Ia mengatakan kewaspadaan dan kesiapsiagan terhadap kemungkinan terjadinya bencana sangat penting dilakukan oleh setiap warga guna mengurangi risiko bencana.
Baca juga: Pendaki Merbabu diminta waspadai hujan deras
Menurut dia, hal itu disebabkan Cilacap mendapat julukan sebagai "supermarket" bencana karena berbagai potensi bencana ada di kabupaten tersebut, kecuali erupsi gunung berapi.
"Dari berbagai potensi bencana itu, sedikitnya ada dua yang berpotensi terjadi pada puncak musim hujan, yakni banjir dan longsor," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan BPBD, di Kabupaten Cilacap terdapat 64 desa rawan banjir dan 30 desa rawan longsor.
Terkait dengan hal itu, Tri Komara mengimbau masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dengan tidak membuang sampah ke sungai atau tempat lainnya karena dapat menghambat aliran air sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya banjir.
Menurut dia, kelancaran saluran air di daerah rawan longsor pun perlu diperhatikan karena jika drainasenya tersumbat dapat memicu terjadinya bencana tersebut. Dalam hal ini, kondisi tanah yang labil akan mudah longsor jika tergerus air.
"Selain itu, jika masyarakat melihat retakan-retakan tanah, kami imbau untuk segera menutupnya karena dapat berpotensi longsor jika kemasukan air," katanya.
Lebih lanjut, dia mengaku bersyukur karena Pemerintah Kabupaten Cilacap menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atas partisipasi aktif dalam penanggulangan bencana pada tahun 2019.
Menurut dia, penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BNPB Letjen TNI Doni Munardo kepada Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2020 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2).
"Alhamulillah ini sebuah anugerah untuk Pemkab Cilacap melalui BPBD Cilacap yang telah aktif berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, prestasi yang membanggakan, karena di Jateng hanya BPBD Kabupateb Cilacap," katanya.
Menurut dia, penghargaan tersebut menjadi penyemangat seluruh personel BPBD Kabupaten Cilacap serta sukarelawan yang selama ini telah bahu-membahu melaksanakan penanganan dan penanggulangan bencana di Cilacap.
Baca juga: Warga Jateng diimbau waspadai peningkatan curah hujan
Baca juga: Pemkot Magelang waspadai luapan air sungai saat hujan deras
"Hal itu karena berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, puncak musim hujan di Kabupaten Cilacap diprakirakan akan berlangsung pada bulan Februari-Maret," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Jumat.
Ia mengatakan kewaspadaan dan kesiapsiagan terhadap kemungkinan terjadinya bencana sangat penting dilakukan oleh setiap warga guna mengurangi risiko bencana.
Baca juga: Pendaki Merbabu diminta waspadai hujan deras
Menurut dia, hal itu disebabkan Cilacap mendapat julukan sebagai "supermarket" bencana karena berbagai potensi bencana ada di kabupaten tersebut, kecuali erupsi gunung berapi.
"Dari berbagai potensi bencana itu, sedikitnya ada dua yang berpotensi terjadi pada puncak musim hujan, yakni banjir dan longsor," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan BPBD, di Kabupaten Cilacap terdapat 64 desa rawan banjir dan 30 desa rawan longsor.
Terkait dengan hal itu, Tri Komara mengimbau masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dengan tidak membuang sampah ke sungai atau tempat lainnya karena dapat menghambat aliran air sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya banjir.
Menurut dia, kelancaran saluran air di daerah rawan longsor pun perlu diperhatikan karena jika drainasenya tersumbat dapat memicu terjadinya bencana tersebut. Dalam hal ini, kondisi tanah yang labil akan mudah longsor jika tergerus air.
"Selain itu, jika masyarakat melihat retakan-retakan tanah, kami imbau untuk segera menutupnya karena dapat berpotensi longsor jika kemasukan air," katanya.
Lebih lanjut, dia mengaku bersyukur karena Pemerintah Kabupaten Cilacap menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atas partisipasi aktif dalam penanggulangan bencana pada tahun 2019.
Menurut dia, penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BNPB Letjen TNI Doni Munardo kepada Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2020 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2).
"Alhamulillah ini sebuah anugerah untuk Pemkab Cilacap melalui BPBD Cilacap yang telah aktif berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, prestasi yang membanggakan, karena di Jateng hanya BPBD Kabupateb Cilacap," katanya.
Menurut dia, penghargaan tersebut menjadi penyemangat seluruh personel BPBD Kabupaten Cilacap serta sukarelawan yang selama ini telah bahu-membahu melaksanakan penanganan dan penanggulangan bencana di Cilacap.
Baca juga: Warga Jateng diimbau waspadai peningkatan curah hujan
Baca juga: Pemkot Magelang waspadai luapan air sungai saat hujan deras