Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang mewaspadai kemungkinan terjadinya luapan air dari sejumlah aliran sungai, terutama saat terjadi hujan deras di daerah setempat.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Magelang, Jumat mengatakan luapan air sungai, seperti di kawasan Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara, belum lama ini, karena sedimennya yang harus diatasi.

"Sedimennya (Sungai Manggis, red.) harus dilihat, jangan sampai numpuk. Kalau numpuk tidak dibersihkan debit air akan naik. Harapan saya penanggungjawabnya punya kepekaan, (sungai, red.) lewat di tengah (permukiman, red.) tapi tidak dipelihara, penduduk sekitar jadi korban," katanya di sela pembukaan Kejuaraan Tenis Lapangan Baveti Kota Magelang Cup di Lapangan Moncer Serius, Kota Magelang, Jumat.

Pemkot Magelang sudah berkomunikasi dengan pihak yang berwenang atas peristiwa yang terjadi di daerah itu.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan terjadi bencana saat cuaca ekstrem dengan langkah terpenting menjaga lingkungan masing-masing agar tetap bersih.

Hujan dengan intensitas tinggi pada Senin (15/1) di Kota Magelang, Jawa Tengah, menyebabkan sejumlah lokasi terkena luapan air sungai dan tanah atau talud longsor.

Pemkot Magelang mencatat lima lokasi di daerah itu yang mengalami musibah tersebut, yakni di wilayah Kecamatan Magelang Utara meliputi Kelurahan Kedungsari dan Potrobangsan.

Di Kedungasari, genangan air sempat merendam jalan dan masuk perkampungan akibat luapan Sungai Manggis. Wilayah yang terdampak, antara lain Kelurahan Kedungsari di RW05, RW06, RW07, dan RW08, namun peristiwa itu tidak berlangsung lama karena arus air sungai segera normal.

Di RT06/RW02 Kelurahan Kedungsari, jalan menuju rumah khusus ambrol. Kondisi jalan itu sebelumnya sudah retak sehingga mudah longsor akibat hujan deras.

Di Kelurahan Potrobangsan, hujan juga menyebabkan debit air Kali Bening meningkat sehingga terjadi luapan hingga masuk rumah warga, sedangkan talud longsor di samping rumah warga bernama Asep di RT08/RW04. Longsoran material talud hingga sekitar enam meter, sempat menutup jalan kampung setempat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Di Kelurahan Kramat Selatan tebing longsor dengan lebar empat meter dan kedalaman lima meter. Akses jalan dari perempatan Sanden ke utara sempat ditutup karena jembatan sedikit ambles akibat kejadian itu.

Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono melalui keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang, menyatakan komponen terkait sudah meninjau lokasi dan melakukan penanganan.

Beberapa pihak, seperti babinsa, bhabinkamtibmas, tagana, koramil, polsek, Garda Rescue, Satpol PP, dan PMI telah meninjau lokasi bencana dan melakukan kerja bakti bersama warga.

Ia juga telah memerintahkan aparat setempat waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana mengingat cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa waktu ke depan.

"Kepada lurah dan camat serta OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait untuk waspada terhadap bencana alam di tengah cuaca yang cukup ekstrem ini," katanya.

Pihaknya berencana membuat posko penanggulangan bencana dengan melibatkan OPD terkait, di antaranya Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Dinas Kesehatan, RSU Tidar, RSUD Budi Rahayu, dan Bagian Kesra Setda Kota Magelang. (hms).

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024