Batang (ANTARA) - Kepolisian Resor Batang menyelidiki kecelakaan kerja yang menewaskan seorang pekerja proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah, Rabu sore.
Kepala Polres Batang AKBP Edi Suranta Sinulingga di Batang, Rabu, mengatakan korban tewas adalah Budi Laksono bin Tonari (28), pekerja PT Swijetty yang sedang melakukan pengelasan pipa bangunan PLTU Batang di bawah air laut.
"Dugaan sementara, korban tewas karena terganggu pernapasannya," katanya.
Kecelakaan kerja tersebut berawal saat korban mengelas pipa bangunan yang berada di air laut. Namun, saat itu, kondisi air di bawah dasar laut keruh.
"Kami menduga faktor air keruh dan oksigen yang terkontaminasi yang menyebabkan meninggalnya korban," katanya.
Baca juga: Pekerja di PLTU Batang tewas saat mengelas pipa di dasar laut
Edi yang didampingi Kepala Kepolisian Sektor Tulis AKP Gumana mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara, korban tewas akibat kehabisan oksigen karena saluran pernafasan kemasukan air.
"Tidak ada ditemukan tanda-tanda korban tewas karena unsur penganiayaan. Kendati demikian, kami masih melakukan penyelidikan kasus tewasnya pekerja PLTU itu," katanya.
Ia mengatakan setelah dilakukan visum oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Kalisari Batang, korban sudah diserahkan pada pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Korban sudah kami serahkan pada pihak keluarga untuk dimakamkan," katanya.
Baca juga: Soal PLTU Batang, HNSI: Nelayan jangan terprovokasi
Kepala Polres Batang AKBP Edi Suranta Sinulingga di Batang, Rabu, mengatakan korban tewas adalah Budi Laksono bin Tonari (28), pekerja PT Swijetty yang sedang melakukan pengelasan pipa bangunan PLTU Batang di bawah air laut.
"Dugaan sementara, korban tewas karena terganggu pernapasannya," katanya.
Kecelakaan kerja tersebut berawal saat korban mengelas pipa bangunan yang berada di air laut. Namun, saat itu, kondisi air di bawah dasar laut keruh.
"Kami menduga faktor air keruh dan oksigen yang terkontaminasi yang menyebabkan meninggalnya korban," katanya.
Baca juga: Pekerja di PLTU Batang tewas saat mengelas pipa di dasar laut
Edi yang didampingi Kepala Kepolisian Sektor Tulis AKP Gumana mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara, korban tewas akibat kehabisan oksigen karena saluran pernafasan kemasukan air.
"Tidak ada ditemukan tanda-tanda korban tewas karena unsur penganiayaan. Kendati demikian, kami masih melakukan penyelidikan kasus tewasnya pekerja PLTU itu," katanya.
Ia mengatakan setelah dilakukan visum oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Kalisari Batang, korban sudah diserahkan pada pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Korban sudah kami serahkan pada pihak keluarga untuk dimakamkan," katanya.
Baca juga: Soal PLTU Batang, HNSI: Nelayan jangan terprovokasi