"Saat ini, kesempatan bagi petani untuk bergairah kembali menanam kedelai," katanya di Cilacap, Sabtu.
Wamentan mengatakan hal itu kepada Antara usai menghadiri panen padi serempak di Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, Cilacap, yang merupakan hasil dari Gerakan Tanam Serempak 1.000 Hektare yang dicanangkan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo pada 18 November 2012.
Lebih lanjut, Rusman mengatakan, hingga saat ini, Indonesia masih tergantung pada impor kedelai.
"Produksi kedelai kita cuma 30 persen dari kebutuhan, 70 persennya masih kita impor," katanya.
Secara kebetulan, kata dia, produsen utama kedelai seperti Amerika dan Brasil mengalami penurunan produksi pada tahun lalu akibat adanya perubahan cuaca dan faktor sebagainya.
Oleh karena suplainya terbatas, kata dia, harga kedelai mengalami kenaikan. "Jadi, persoalan harga kedelai yang naik di Indonesia itu diawali oleh harga impornya memang sudah tinggi," katanya.
Menurut dia, pemerintah sudah semaksimal mungkin untuk mengantisipasi kenaikan harga kedelai, salah satunya dengan cara mengurangi bea masuk impor komoditas tersebut.
Akan tetapi, kata dia, harga kedelai tetap naik. "Memang ini merupakan kesempatan bagi petani kita untuk bergairah kembali menanam kedelai," kata Wamentan.
Harga kedelai di sejumlah daerah mulai mengalami kenaikan sejak awal Februari, yakni dari Rp7.000 menjadi Rp7.500 per kilogram.