Semarang (ANTARA) - Pergelaran Central Java Investment Business Forum (CJIBF) sukses menggaet setidaknya 34 investor yang siap menanamkan investasinya di Jawa Tengah dengan nilai yang mencapai Rp5 triliun
Bahkan, para investor tersebut suda8h menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah daerah tujuan investasi tersebut.
"Hari ini kita mengadakan CJIBF yang sudah kesekian kalinya. Hari ini juga dilakukan beberapa MoU (memorandum of understanding atau nota kesepahaman) yang minat terkait investasi di wilayah kita," kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, di Semarang, Selasa.
CJIBF atau Forum Bisnis Investasi Jawa Tengah merupakan agenda rutin yang digarap Pemprov Jateng berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, dan kali ini mengangkat tema "Promoting Central Java's Investment Opportunity in Renewable Energy and Downstream Food Industry".
"Hari ini topiknya adalah bagaimana menciptakan ekonomi terbarukan dan produk-produk yang terintegrasi. CJIBF ini diikuti oleh perwakilan dari beberapa kedutaan besar seperti Duta Besar Pakistan dan Zimbabwe, para investor, dan kepala daerah. Lengkap," katanya.
Ia menjelaskan investasi merupakan salah satu kekuatan untuk membangun sebuah daerah, sehingga sektor tersebut terus digenjot oleh Pemprov Jateng.
Hasilnya, realisasi investasi di Jateng sampai triwulan III tahun 2025 mencapai Rp66,13 triliun, dan jumlah tersebut didominasi oleh penanaman modal asing (PMA).
Melalui CJIBF, ia berharap akan lebih banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di Jateng, sehingga mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari, menambahkan sudah ada 34 pelaku usaha akan melakukan pertemuan dengan bupati/wali kota untuk membahas mengenai penanaman investasinya.
"Sejumlah jenis investasi yang dibahas, di antaranya mengenai hilirisasi pertanian, perikanan, renewable energy, pengolahan sampah, industri pariwisata, dan lainnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwi Saputra mengatakan bahwa Pemprov Jateng dan Bank Indonesia selalu berkolaborasi untuk menarik investasi.
Secara umum, lanjut dia, CJIBF sangat efektif dalam mendongkrak investasi ke Jateng karena menjadi ajang bertemunya para investor dengan pemerintah kabupaten/kota yang punya proyek investasi.
Gelaran kali ini juga menjadi puncak acara dari kegiatan Investment Challenge 2025 yang menjadi bagian dari perhelatan CJIBF tahun ini.
Ada empat pemenang proposal Investment Challenge 2025, yakni juara pertama diraih oleh Kabupaten Grobogan dengan proposal Pemanfaatan Limbah Pertanian menjadi Biomassa, juara kedua ditempati Kabupaten Demak dengan Pengolahan Sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel).
Juara ketiga diraih oleh Kabupaten Brebes dengan Pergudangan dan Industri Pengolahan Garam, dan juara keempat diraih Kabupaten Pati dengan pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).
"Ini semua penting, seperti yang disampaikan Pak Gubernur, yaitu ekonomi hijau dan ekonomi sirkular. Apalagi, Jateng sebagai penumpu pangan dan penumpu industri nasional sehingga industri dengan pangan bisa saling mendukung," katanya.

