Semarang (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah meminta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) harus menjadi strategi nyata membangun masyarakat dan wilayah yang tangguh terhadap bencana.
"Forum tersebut jangan hanya sekadar sebagai simbol komitmen," kata Sarif di Semarang, Senin.
Menurut dia, Forum Pengurangan Risiko Bencana harus menjadi mitra penting pemerintah daerah, dalam aspek mitigasi, kesiapsiagaan, serta pemulihan pascabencana,.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu menilai kesiapsiagaan bencana, juga menjadi salah satu pondasi penting menuju pembangunan yang berkelanjutan dan berketahanan.
"Tujuannya membentuk pola koordinasi multi sektor dalam upaya pengurangan resiko bencana serta mendorong keterlibatan aktif seluruh unsur," tambahnya.
Ia menyebut Forum Pengurangan Risiko Bencana merupakan wadah koordinasi non-formal yang memiliki peran sangat strategis dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana secara menyeluruh.
Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) mencatat di Jawa Tengah terjadi162 kejadian bencana alam selama periode Januari hingga Juni 2025.

Menurut dia, pengurangan risiko bencana tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) saja, namun juga menjadi tanggung jawab bersama, lintas sektor dan lintas generasi.
"Setiap unsur memiliki kekuatan dan kapasitas masing-masing, jika disinergikan akan membentuk jejaring kolaborasi yang kokoh dan berkelanjutan," katanya.
Baca juga: Saksi: Kepala Bapenda tawarkan lanjutan penarikan iuran pegawai

