Solo (ANTARA) - Lokananta menggelar pameran temporer terbaru bertajuk Senandung Lokananta, Seabad Keroncong Surakarta yang bakal dibuka untuk umum mulai 28 Juni-30 November di Galeri Lokananta, Surakarta, Jawa Tengah.
“Senandung Lokananta: Seabad Keroncong Surakarta merupakan perayaan historis dan artistik yang menyoroti perjalanan 100 tahun musik keroncong sebagai warisan budaya Surakarta serta bagian tak terpisahkan dari identitas budaya bangsa,” kata CEO Lokananta Wendi Putranto pada pembukaan pameran di Solo, Jumat.
Ia mengatakan melalui arsip langka, rekaman-rekaman otentik, memorabilia musisi legendaris, serta instalasi audio-visual yang imersif, pameran ini tidak hanya merekam jejak keroncong dari masa kolonial hingga era modern tetapi juga menghidupkan kembali semangat dan estetika musik yang telah membentuk karakter musikal Indonesia.
Menurut dia, pameran Ini mengajak publik untuk mengenali, mengapresiasi, dan melanjutkan estafet kekayaan tradisi keroncong yang tumbuh berkembang dari jantung Kota Surakarta.
Kurator Galeri Lokananta Leica Kartika mengatakan pameran temporer kali ini berangkat dari koleksi keroncong Lokananta yang pernah juga menjadi rilisan terlaris.
“Melalui pameran Senandung Lokananta, Seabad Keroncong Surakarta, kami ingin menyampaikan bahwa keroncong adalah budaya populer yang dekat dengan masyarakat dan melintas zaman,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga ingin menyoroti bagaimana peran kolektif dari masyarakat, musisi, pemerintah, dan peneliti selalu meniupkan napas bagi keberlangsungan musik keroncong sebagai bagian penting dari kebudayaan di Kota Solo.
Sementara itu, pameran temporer tersebut menampilkan kaleidoskop serta momen-momen penting dari genre keroncong di Surakarta. Ada tiga bagian pameran yang membingkai, yaitu Rangkaian, Momentum dan Sepanjang Masa.
Bagian pertama pameran ini menampilkan sejarah dan perkembangan keroncong di Surakarta secara kaleidoskop, sedangkan pada bagian kedua mengeksplorasi peristiwa-peristiwa yang muncul dan mewarnai perkembangan musik keroncong, seperti Keroncong Concours, Bintang Radio, Keroncong Solonan hingga subgenre yang merupakan turunannya.
Pameran ini turut mengajak publik untuk senantiasa menengok figur serta sosok yang turut serta memberi napas terhadap perjalanan musik keroncong yang panjang dan berliku.
Berbeda dengan pameran-pameran sebelumnya, inisiasi pameran Senandung Lokananta, Seabad Keroncong Surakarta sepenuhnya digagas dan dijalankan oleh tim internal Galeri Lokananta berkolaborasi dengan tim art handling Rupa Rupa Collective asal Surakarta.
Kurator pameran ini adalah Leica Kartika yang mengolah data dan berbagai temuan untuk selanjutnya menautkan dengan arsip dan koleksi Lokananta. Tim arsiparis Lokananta Bemby Ananto dan Sherina menelusuri koleksi arsip Lokananta hingga bertandang ke sejumlah lokasi penting perkembangan keroncong di Surakarta, seperti Radio Republik Indonesia Surakarta, kediaman Waldjinah serta kediaman terakhir maestro Bengawan Solo, alm. Gesang.
Sementara Erie Setiawan sosok sentral di balik proyek Ensiklopedia Musik Kerontang bertindak sebagai peneliti utama di pameran ini.