Temanggung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah telah melakukan persiapan antisipasi maupun penanganan terhadap daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kekeringan pada musim kemarau tahun 2025.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Totok Nursetyanto, di Temanggung, Senin, mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG dan juga surat edaran dari Pemprov Jawa Tengah bahwa di wilayah Jawa Tengah ini khususnya di Temanggung agar mewaspadai bencana karhutla dan kekeringan.
"Berdasarkan informasi dari BMKG dan juga surat edaran dari Pemprov Jawa Tengah, tahun ini agar melakukan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau yang diprakirakan mulai bulan Mei ini. Kami telah melakukan rapat koordinasi dengan beberapa OPD dan pihak Perhutani dalam menghadapi dampak maupun bencana di musim kemarau, seperti kebakaran hutan dan lahan, serta kekeringan," katanya.
Ia mengatakan, untuk kebakaran hutan dan lahan tersebut berpotensi melanda kawasan Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu. Sementara kecamatan di Kabupaten Temanggung yang berpotensi mengalami kekeringan, di antaranya Kecamatan Pringsurat, Bulu, Kandangan, dan Kaloran.
"Untuk titik kekeringan kita masih berasumsi dengan tahun yang kemarin, ada di 12 sampai 14 kecamatan, seperti ada di Kecamatan Bulu, Bansari, Kaloran, Pringsurat, Bejen. Di daerah tersebut pada musim kemarau debit mata air menurun," katanya.
Dalam antisipasi maupun penanganan karhutla, pihak BPBD telah melakukan koordinasi dengan pihak Perhutani, termasuk kesiapan personel gabungan.
"Jadi kita sudah berkoordinasi dengan pihak Perhutani untuk memetakan daerah rawan karhutla, kemudian kita juga sudah siapkan pompa air jika terjadi kebakaran, pompa besar itu ada lima buah, kemudian pompa kecil itu ada 10 buah, kemudian selang air itu kita punya dengan panjang 9 kilometer, jadi semua alat itu sangat memadai untuk pemadaman kebakaran," katanya.
Baca juga: BPBD Temanggung dapat bantuan pembuatan sumur bor atasi kekeringan