Inovasi Jurasik Aniting tingkatkan kesejahteraan emosional siswa
Semarang (ANTARA) - Inovasi Jurnal Refleksiku berbantuan Animated Drawing atau Jurasik Aniting berhasil meningkatkan kesejahteraan emosional siswa kelas 2 SDN Pasirkaliki Mandiri 2, Cimahi*. Metode ini memadukan jurnal refleksi dengan gambar animasi yang dibuat oleh siswa. Gambar tersebut difoto kemudian diupload di website dengan keyword animated drawing. Prosesnya cukup sederhana dan dapat diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran.
"Jurnal refleksiku berbantuan animated drawing, merupakan metode yang menggabungkan kekuatan jurnal harian dengan sentuhan teknologi animasi untuk membantu siswa merefleksi dan mengelola emosi mereka secara lebih interaktif," kata Elin Nuraida, guru SD Negeri Pasirkaliki Mandiri 2, Cimahi yang menggunakan JURASIK ANITING sebagai pembelajaran sosial emosional untuk merefleksi emosi siswa.
Penerapan metode tersebut dilakukan karena pembelajaran sosial emosional menjadi kebutuhan mendesak untuk diimplementasikan. Perubahan sosial yang begitu cepat, perkembangan teknologi yang begitu pesat, persaingan global, dan tekanan budaya mempengaruhi karakter siswa. Dunia pendidikan tidak hanya menghadapi tantangan globalisasi, melainkan tantangan yang berkaitan dengan kesejahteraan emosional siswa seperti meningkatnya stress, kecemasan, dan konflik di sekolah, sehingga perlu adanya media untuk menjadi sarana pengelolaan emosi siswa.
"Pembelajaran di sekolah sering kali hanya menekankan aspek kognitif, mengesampingkan pengembangan afektif dan psikomotorik siswa. Padahal, kemampuan emosional memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan akademik. Realitas di lapangan menunjukkan banyak siswa kesulitan mengelola emosi, yang dapat memicu gangguan belajar, konflik, hingga masalah perilaku," kata Elin.
Menjawab tantangan ini, lanjut Elin, dirinya memiliki inovasi pembelajaran sosial emosional Jurasik Aniting yang memadukan pembuatan jurnal refleksi dengan teknologi animasi, memungkinkan siswa mengekspresikan emosi secara kreatif.
Proses pembelajaran dimulai dengan pembuatan jurnal refleksi dari kertas lipat, dilanjutkan dengan menulis pengalaman emosional siswa berdasarkan tema tertentu, dan menggambarkan perasaan mereka. Hasil karya kemudian diunggah ke platform animasi untuk memberikan efek visual interaktif. Kegiatan ini ditutup dengan berbagi cerita di kelas, yang menciptakan suasana saling menghargai dan mendukung.
Selain membantu siswa mengelola emosi, metode ini meningkatkan partisipasi dan keterampilan sosial mereka. Siswa belajar mengenali emosi, menyalurkan perasaan secara sehat, dan membangun hubungan positif dengan teman.
Elin mengatakan metode tersebut menjadi solusi strategis dalam menghadapi permasalahan emosional siswa secara kreatif, sesuai dengan kompetensi SEL atau Social Emosional Learning) yang digagas oleh CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) yang membantu siswa untuk: merefleksi diri dalam mengenali emosi, nilai dan kekuatan pribadi; menyalurkan emosi dengan menggambar dan menghidupkan gambar tersebut, mereka bisa melepaskan emosi yang terpendam.
Kemudian menguatkan keterampilan sosial; memelihara hubungan yang positif dengan selalu mengajak siswa untuk menciptakan suasana yang nyaman; dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab melalui merefleksikan animasi di depan kelas.
Implementasi Jurasik Aniting terbukti efektif, seperti yang diakui Arshaka Virendra Andana dan Tiffany Fathia Nurdiani dua siswa kelas 2 yang merasa antusias dan termotivasi dengan pembelajaran tersebut.
“Senang karena bisa bercerita apa yang dia rasakan dan membacanya di depan kelas," lata Arshaka.
Sementara Tiffany mengaku senang, bahkan dirinya sampai membuat banyak jurnal refleksi setelah pulang sekolah untuk dijadikan bisnis.
"Senang gembira karena cara membuat jurnalnya sangat gampang dan seru," kata Tiffany.
Melalui inovasi ini, dunia pendidikan diharapkan mampu mencetak generasi yang cerdas emosional, tangguh, dan siap menghadapi tantangan global. Jurasik Aniting tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga alat transformasi emosi menjadi kekuatan positif dalam diri siswa.
*Peningkatan Kualitas Pendidikan Kerja Sama Dinas Pendidikan Kota Cimahi dengan Tanoto Foundation
"Jurnal refleksiku berbantuan animated drawing, merupakan metode yang menggabungkan kekuatan jurnal harian dengan sentuhan teknologi animasi untuk membantu siswa merefleksi dan mengelola emosi mereka secara lebih interaktif," kata Elin Nuraida, guru SD Negeri Pasirkaliki Mandiri 2, Cimahi yang menggunakan JURASIK ANITING sebagai pembelajaran sosial emosional untuk merefleksi emosi siswa.
Penerapan metode tersebut dilakukan karena pembelajaran sosial emosional menjadi kebutuhan mendesak untuk diimplementasikan. Perubahan sosial yang begitu cepat, perkembangan teknologi yang begitu pesat, persaingan global, dan tekanan budaya mempengaruhi karakter siswa. Dunia pendidikan tidak hanya menghadapi tantangan globalisasi, melainkan tantangan yang berkaitan dengan kesejahteraan emosional siswa seperti meningkatnya stress, kecemasan, dan konflik di sekolah, sehingga perlu adanya media untuk menjadi sarana pengelolaan emosi siswa.
"Pembelajaran di sekolah sering kali hanya menekankan aspek kognitif, mengesampingkan pengembangan afektif dan psikomotorik siswa. Padahal, kemampuan emosional memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan akademik. Realitas di lapangan menunjukkan banyak siswa kesulitan mengelola emosi, yang dapat memicu gangguan belajar, konflik, hingga masalah perilaku," kata Elin.
Menjawab tantangan ini, lanjut Elin, dirinya memiliki inovasi pembelajaran sosial emosional Jurasik Aniting yang memadukan pembuatan jurnal refleksi dengan teknologi animasi, memungkinkan siswa mengekspresikan emosi secara kreatif.
Proses pembelajaran dimulai dengan pembuatan jurnal refleksi dari kertas lipat, dilanjutkan dengan menulis pengalaman emosional siswa berdasarkan tema tertentu, dan menggambarkan perasaan mereka. Hasil karya kemudian diunggah ke platform animasi untuk memberikan efek visual interaktif. Kegiatan ini ditutup dengan berbagi cerita di kelas, yang menciptakan suasana saling menghargai dan mendukung.
Selain membantu siswa mengelola emosi, metode ini meningkatkan partisipasi dan keterampilan sosial mereka. Siswa belajar mengenali emosi, menyalurkan perasaan secara sehat, dan membangun hubungan positif dengan teman.
Elin mengatakan metode tersebut menjadi solusi strategis dalam menghadapi permasalahan emosional siswa secara kreatif, sesuai dengan kompetensi SEL atau Social Emosional Learning) yang digagas oleh CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) yang membantu siswa untuk: merefleksi diri dalam mengenali emosi, nilai dan kekuatan pribadi; menyalurkan emosi dengan menggambar dan menghidupkan gambar tersebut, mereka bisa melepaskan emosi yang terpendam.
Kemudian menguatkan keterampilan sosial; memelihara hubungan yang positif dengan selalu mengajak siswa untuk menciptakan suasana yang nyaman; dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab melalui merefleksikan animasi di depan kelas.
Implementasi Jurasik Aniting terbukti efektif, seperti yang diakui Arshaka Virendra Andana dan Tiffany Fathia Nurdiani dua siswa kelas 2 yang merasa antusias dan termotivasi dengan pembelajaran tersebut.
“Senang karena bisa bercerita apa yang dia rasakan dan membacanya di depan kelas," lata Arshaka.
Sementara Tiffany mengaku senang, bahkan dirinya sampai membuat banyak jurnal refleksi setelah pulang sekolah untuk dijadikan bisnis.
"Senang gembira karena cara membuat jurnalnya sangat gampang dan seru," kata Tiffany.
Melalui inovasi ini, dunia pendidikan diharapkan mampu mencetak generasi yang cerdas emosional, tangguh, dan siap menghadapi tantangan global. Jurasik Aniting tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga alat transformasi emosi menjadi kekuatan positif dalam diri siswa.
*Peningkatan Kualitas Pendidikan Kerja Sama Dinas Pendidikan Kota Cimahi dengan Tanoto Foundation