Pemkab Cilacap harapkan nelayan perhatikan cuaca sebelum melaut
Cilacap (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengharapkan nelayan di wilayah itu untuk benar-benar memerhatikan kondisi cuaca sebelum berangkat melaut untuk menangkap ikan.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Bayu Prahara saat pembukaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Tahun 2024 Kabupaten Cilacap di Gedung PGRI "Dwijaloka" Cilacap, Selasa, Penjabat Bupati Cilacap Muhammad Arief Irwanto mengapresiasi penyelenggaraan SLCN Tahun 2024 yang diprakarsai BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap.
"Kepada para peserta, saya harapkan untuk mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga seluruh materi yang akan disampaikan oleh narasumber nanti benar-benar dapat dijadikan referensi atau acuan dalam aktivitas melaut guna mendukung pembangunan bidang maritim atau kelautan di Kabupaten Cilacap," katanya.
Ia mengatakan Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 201,9 kilometer dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia sekitar 80 kilometer.
Menurut dia, luas wilayah pesisir tersebut dengan berbagai potensi yang ada di dalamnya tentunya merupakan potensi pembangunan yang sangat besar apabila dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
"Ketersediaan sumber daya perikanan di Kabupaten Cilacap dimanfaatkan melalui kegiatan produksi perikanan meliputi penangkapan, budi daya, penanganan atau pengolahan hasil perikanan, distribusi, dan pemasaran," katanya.
Ia mengatakan kegiatan penangkapan meliputi perairan laut dan perairan umum serta kegiatan usaha budi daya ikan di tambak, di kolam, dan di perairan umum berupa berupa budi daya keramba.
Menurut dia, potensi sumber daya kelautan dan perikanan meliputi sumber-sumber daya perairan pantai, sumber daya lepas pantai, dan sumber daya perairan zona ekonomi eksklusif.
"Luas perairan daerah penangkapan wilayah pantai diperkirakan seluas kurang lebih 5.600 kilometer persegi dan jumlah nelayan di Kabupaten Cilacap saat ini mencapai 17.000 orang," katanya.
Oleh karena itu dengan didukung potensi yang ada tersebut, kata dia, ke depan diharapkan agar pengelolaan bidang kelautan dan perikanan dapat terus dikembangkan sehingga pencapaian produksi perikanan dan kelautan yang ditargetkan dapat direalisasikan serta swasembada pangan bidang maritim atau kelautan dapat terwujud, salah satunya dengan diberikan pemahaman tentang iklim dan cuaca tersebut.
Menurut dia, hal itu memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung budi daya perikanan termasuk mendukung kegiatan nelayan di laut dalam aktivitas menangkap ikan.
"Perubahan iklim hingga terjadinya iklim ekstrem juga berdampak buruk terhadap produktivitas perikanan dan mengancam keselamatan nelayan saat melaut," katanya.
Ditemui usai pembukaan SLCN Tahun 2024, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto mengatakan ada dua materi yang disampaikan dalam SLCN, yakni melindungi nelayan agar tidak terjadi kecelakaan di laut serta menjadikan nelayan melaut dengan tujuan menangkap ikan, bukan mencari ikan.
Dengan demikian ketika nelayan berangkat melaut, kata dia, sudah tahu arahnya ke mana, kebutuhan bahan bakar minyaknya, dan waktu yang dibutuhkan.
"Dari darat langsung ke satu titik untuk menangkap ikan, sehingga tidak sia-sia ketika berada di laut tanpa harus berputar-putar lebih dulu untuk mencari ikan," katanya.
Baca juga: BMKG: SLCN merupakan program nasional yang penting bagi nelayan
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Bayu Prahara saat pembukaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Tahun 2024 Kabupaten Cilacap di Gedung PGRI "Dwijaloka" Cilacap, Selasa, Penjabat Bupati Cilacap Muhammad Arief Irwanto mengapresiasi penyelenggaraan SLCN Tahun 2024 yang diprakarsai BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap.
"Kepada para peserta, saya harapkan untuk mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga seluruh materi yang akan disampaikan oleh narasumber nanti benar-benar dapat dijadikan referensi atau acuan dalam aktivitas melaut guna mendukung pembangunan bidang maritim atau kelautan di Kabupaten Cilacap," katanya.
Ia mengatakan Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 201,9 kilometer dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia sekitar 80 kilometer.
Menurut dia, luas wilayah pesisir tersebut dengan berbagai potensi yang ada di dalamnya tentunya merupakan potensi pembangunan yang sangat besar apabila dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
"Ketersediaan sumber daya perikanan di Kabupaten Cilacap dimanfaatkan melalui kegiatan produksi perikanan meliputi penangkapan, budi daya, penanganan atau pengolahan hasil perikanan, distribusi, dan pemasaran," katanya.
Ia mengatakan kegiatan penangkapan meliputi perairan laut dan perairan umum serta kegiatan usaha budi daya ikan di tambak, di kolam, dan di perairan umum berupa berupa budi daya keramba.
Menurut dia, potensi sumber daya kelautan dan perikanan meliputi sumber-sumber daya perairan pantai, sumber daya lepas pantai, dan sumber daya perairan zona ekonomi eksklusif.
"Luas perairan daerah penangkapan wilayah pantai diperkirakan seluas kurang lebih 5.600 kilometer persegi dan jumlah nelayan di Kabupaten Cilacap saat ini mencapai 17.000 orang," katanya.
Oleh karena itu dengan didukung potensi yang ada tersebut, kata dia, ke depan diharapkan agar pengelolaan bidang kelautan dan perikanan dapat terus dikembangkan sehingga pencapaian produksi perikanan dan kelautan yang ditargetkan dapat direalisasikan serta swasembada pangan bidang maritim atau kelautan dapat terwujud, salah satunya dengan diberikan pemahaman tentang iklim dan cuaca tersebut.
Menurut dia, hal itu memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung budi daya perikanan termasuk mendukung kegiatan nelayan di laut dalam aktivitas menangkap ikan.
"Perubahan iklim hingga terjadinya iklim ekstrem juga berdampak buruk terhadap produktivitas perikanan dan mengancam keselamatan nelayan saat melaut," katanya.
Ditemui usai pembukaan SLCN Tahun 2024, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto mengatakan ada dua materi yang disampaikan dalam SLCN, yakni melindungi nelayan agar tidak terjadi kecelakaan di laut serta menjadikan nelayan melaut dengan tujuan menangkap ikan, bukan mencari ikan.
Dengan demikian ketika nelayan berangkat melaut, kata dia, sudah tahu arahnya ke mana, kebutuhan bahan bakar minyaknya, dan waktu yang dibutuhkan.
"Dari darat langsung ke satu titik untuk menangkap ikan, sehingga tidak sia-sia ketika berada di laut tanpa harus berputar-putar lebih dulu untuk mencari ikan," katanya.
Baca juga: BMKG: SLCN merupakan program nasional yang penting bagi nelayan