Bogor, Jawa Barat (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menggagas model kebijakan digitalisasi pertanian untuk memberikan akses yang lebih baik bagi petani terhadap informasi dan pasar.
Hal itu diungkapkan Daniel dalam sidang terbuka promosi doktoral dengan disertasi yang berjudul “Rancang Bangun Model Kebijakan Digitalisasi Pertanian Guna Mendukung Peningkatan Kinerja Pertanian” di Kampus Sekolah Bisnis-Institut Pertanian Bogor (SB-IPB) di Bogor, Jawa Barat, Rabu.
"Melalui penerapan teknologi digital yang terintegrasi dari hulu ke hilir, diharapkan sektor pertanian di Indonesia dapat lebih efisien, produktif, dan mampu bersaing di pasar global," kata Daniel.
Dia menjelaskan dibutuhkan sebuah model kebijakan digitalisasi pertanian dan pengembangan model yang komprehensif untuk mendorong adopsi teknologi digital di bidang pertanian.
Karena itu menurut dia, penelitian doktoral yang dilakukannya berfokus di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sebagai basis membangun model.
Daniel mengungkapkan bahwa hasil penelitian yang dilakukannya juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi dalam membangun ekosistem digitalisasi pertanian yang kuat dan berkelanjutan.
"Selain itu pemerintah diharapkan dapat segera menyusun kebijakan yang komprehensif dan terintegrasi untuk mendukung implementasi digitalisasi pertanian secara luas," ujarnya.
Dia berharap penelitian yang dilakukannya dapat menjadi acuan bagi pengembangan kebijakan pertanian di masa depan, dengan fokus pada peningkatan kapasitas dan literasi digital petani, serta penyediaan infrastruktur yang memadai.
Langkah itu menurut dia, diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja pertanian nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan.
Dalam sidang terbuka tersebut, dosen SB-IPB Syamsul Maarif menilai penelitian terkait digitalisasi pertanian sangat bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat khususnya untuk perkembangan pertanian dalam negeri.
Dia menilai digitalisasi pertanian membutuhkan dukungan infrastruktur keuangan sehingga petani semakin sejahtera.
Selain itu, dosen SB-IPB Nimmi Zulbainarni menjelaskan bahwa digitalisasi merupakan keniscayaan yang seharusnya dilakukan saat ini. Karena itu menurut dia, sektor pertanian harus bertransformasi ke arah digitalisasi tersebut.
Dalam sidang terbuka tersebut, dosen penguji menyatakan bahwa Daniel Johan lulus dan menyandang predikat cumlaude dengan nilai IPK 4.0.