Cegah hipertensi dan diabetes di Desa Banteran, mahasiswa Keperawatan Unsoed kombinasikan Terapi ReSik
Terapi ini diklaim efektif menurunkan tekanan darah jika dilakukan selama 30 menit pada 11 sesi dalam 6 hari
Purwokerto (ANTARA) - Mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang tergabung dalam tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan (PPK Ormawa HMJK) telah melaksanakan kegiatan promosi kesehatan di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (3/8).
Kegiatan yang diikuti 25 warga setempat itu mengusung kombinasi Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Musik (ReSik) sebagai upaya pencegahan hipertensi dan diabetes melitus (DM).
Kegiatan tersebut dibimbing oleh Ns. Lita Heni Kusumawardani, M.Kep., Sp.Kep.Kom, dosen Keperawatan yang memiliki keahlian di bidangnya dan juga bertindak sebagai dosen pembimbing tim PPK Ormawa HMJK.
Ketua tim PPK Ormawa HMJK Musyafa Anas menjelaskan bahwa kegiatan diawali dengan pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, lingkar lengan atas, gula darah sewaktu, serta tekanan darah.
Selain itu, warga juga diberikan edukasi seputar hipertensi dan diabetes melalui permainan mitos atau fakta yang diikuti dengan sesi tanya jawab.
Antusiasme warga terlihat jelas selama acara berlangsung. Mereka tidak hanya aktif dalam permainan, tetapi juga berpartisipasi dalam diskusi dan mencatat informasi penting yang disampaikan oleh mentor.
Setelah sesi edukasi, warga mengikuti demonstrasi Terapi ReSik, yang melibatkan 13 gerakan dengan teknik pernapasan dalam yang dilakukan secara bertahap.
Baca juga: Shelter Grab resmi dibuka di FEB Unsoed, dukung mobilitas mahasiswa
Menurut Musyafa Anas, Terapi ReSik mengombinasikan latihan pernapasan dalam dengan kontraksi dan relaksasi otot yang progresif, disertai dengan alunan musik relaksasi.
"Terapi ini diklaim efektif menurunkan tekanan darah jika dilakukan selama 30 menit pada 11 sesi dalam 6 hari. Selain itu, terapi ini juga dapat mengurangi kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, serta mengurangi nyeri kepala dan sendi jika dilakukan secara rutin dua kali sehari," jelasnya.
Kegiatan diakhiri dengan pengisian posttest dan pemeriksaan tekanan darah setelah terapi.
Saat menutup acara, Ns. Lita Heni Kusumawardani mengharapkan warga Desa Banteran, terutama para wanita penderita hipertensi dan DM, dapat mempraktikkan terapi ini secara mandiri dan mengajak orang lain untuk melakukannya demi kesejahteraan bersama.
Tim PPK Ormawa HMJK juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dan partisipasi warga, berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi kontribusi nyata dalam upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang.
Baca juga: Inilah prediksi pakar untuk Pilkada Jateng
Baca juga: PKKMB Profesi Apoteker Unsoed mencetak pemimpin dan manajer masa depan
Baca juga: Unsoed terima sertifikat sebagai anggota JDIHN terintegrasi
Kegiatan yang diikuti 25 warga setempat itu mengusung kombinasi Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Musik (ReSik) sebagai upaya pencegahan hipertensi dan diabetes melitus (DM).
Kegiatan tersebut dibimbing oleh Ns. Lita Heni Kusumawardani, M.Kep., Sp.Kep.Kom, dosen Keperawatan yang memiliki keahlian di bidangnya dan juga bertindak sebagai dosen pembimbing tim PPK Ormawa HMJK.
Ketua tim PPK Ormawa HMJK Musyafa Anas menjelaskan bahwa kegiatan diawali dengan pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, lingkar lengan atas, gula darah sewaktu, serta tekanan darah.
Selain itu, warga juga diberikan edukasi seputar hipertensi dan diabetes melalui permainan mitos atau fakta yang diikuti dengan sesi tanya jawab.
Antusiasme warga terlihat jelas selama acara berlangsung. Mereka tidak hanya aktif dalam permainan, tetapi juga berpartisipasi dalam diskusi dan mencatat informasi penting yang disampaikan oleh mentor.
Setelah sesi edukasi, warga mengikuti demonstrasi Terapi ReSik, yang melibatkan 13 gerakan dengan teknik pernapasan dalam yang dilakukan secara bertahap.
Baca juga: Shelter Grab resmi dibuka di FEB Unsoed, dukung mobilitas mahasiswa
Menurut Musyafa Anas, Terapi ReSik mengombinasikan latihan pernapasan dalam dengan kontraksi dan relaksasi otot yang progresif, disertai dengan alunan musik relaksasi.
"Terapi ini diklaim efektif menurunkan tekanan darah jika dilakukan selama 30 menit pada 11 sesi dalam 6 hari. Selain itu, terapi ini juga dapat mengurangi kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, serta mengurangi nyeri kepala dan sendi jika dilakukan secara rutin dua kali sehari," jelasnya.
Kegiatan diakhiri dengan pengisian posttest dan pemeriksaan tekanan darah setelah terapi.
Saat menutup acara, Ns. Lita Heni Kusumawardani mengharapkan warga Desa Banteran, terutama para wanita penderita hipertensi dan DM, dapat mempraktikkan terapi ini secara mandiri dan mengajak orang lain untuk melakukannya demi kesejahteraan bersama.
Tim PPK Ormawa HMJK juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dan partisipasi warga, berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi kontribusi nyata dalam upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang.
Baca juga: Inilah prediksi pakar untuk Pilkada Jateng
Baca juga: PKKMB Profesi Apoteker Unsoed mencetak pemimpin dan manajer masa depan
Baca juga: Unsoed terima sertifikat sebagai anggota JDIHN terintegrasi