BMKG: Waspadai potensi gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY
Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta maupun seluruh pengguna jasa kelautan untuk mewaspadai potensi terjadinya gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY khususnya wilayah Samudra Hindia.
"Potensi terjadinya gelombang tinggi sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu dan diprakirakan masih berpotensi terjadi hingga hari Minggu ini," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis.
Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar, perairan selatan Jateng, dan perairan selatan DIY diprakirakan berkisar 1,25-2,5 meter atau kategori sedang.
Sementara di wilayah Samudra Hindia selatan Jabar, Samudra Hindia selatan Jateng, dan Samudra Hindia selatan DIY diprakirakan berkisar 2,5-4 meter atau kategori tinggi.
"Meskipun tinggi gelombang di wilayah perairan atau pantai selatan Jabar-DIY relatif sedang, kami imbau wisatawan untuk tidak bermain air atau berenang terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas," katanya.
Menurut dia, hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang tinggi yang terjadi di wilayah Samudra Hindia menjangkau wilayah perairan.
Ia memprakirakan potensi gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY akan semakin sering terjadi seiring dengan menguatnya musim angin timuran.
Bahkan, kata dia, tidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter atau kategori sangat tinggi.
"Kami akan terus memantau perkembangan tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar DIY yang saat ini telah memasuki musim angin timuran," katanya.
Terkait dengan potensi terjadinya gelombang tinggi tersebut, dia mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran.
Berdasarkan analisis, kata dia, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap perahu nelayan serta kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang.
"Selanjutnya, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko terhadap kapal feri serta kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko terhadap kapal berukuran besar seperti kapal kargo serta kapal pesiar," kata Teguh.
Baca juga: Masa panen ikan, BMKG imbau nelayan waspadai potensi gelombang tinggi
"Potensi terjadinya gelombang tinggi sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu dan diprakirakan masih berpotensi terjadi hingga hari Minggu ini," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis.
Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar, perairan selatan Jateng, dan perairan selatan DIY diprakirakan berkisar 1,25-2,5 meter atau kategori sedang.
Sementara di wilayah Samudra Hindia selatan Jabar, Samudra Hindia selatan Jateng, dan Samudra Hindia selatan DIY diprakirakan berkisar 2,5-4 meter atau kategori tinggi.
"Meskipun tinggi gelombang di wilayah perairan atau pantai selatan Jabar-DIY relatif sedang, kami imbau wisatawan untuk tidak bermain air atau berenang terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas," katanya.
Menurut dia, hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang tinggi yang terjadi di wilayah Samudra Hindia menjangkau wilayah perairan.
Ia memprakirakan potensi gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY akan semakin sering terjadi seiring dengan menguatnya musim angin timuran.
Bahkan, kata dia, tidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter atau kategori sangat tinggi.
"Kami akan terus memantau perkembangan tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar DIY yang saat ini telah memasuki musim angin timuran," katanya.
Terkait dengan potensi terjadinya gelombang tinggi tersebut, dia mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran.
Berdasarkan analisis, kata dia, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap perahu nelayan serta kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang.
"Selanjutnya, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko terhadap kapal feri serta kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko terhadap kapal berukuran besar seperti kapal kargo serta kapal pesiar," kata Teguh.
Baca juga: Masa panen ikan, BMKG imbau nelayan waspadai potensi gelombang tinggi