Perekonomian Jateng tumbuh positif 4,97 persen
Semarang (ANTARA) - Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Tengah menyampaikan kinerja ekonomi Jawa Tengah periode triwulan I (sampai dengan 30 April 2024) tumbuh positif sebesar 4,97 persen (year on year) yang ditopang oleh permintaan domestik dan dukungan APBN juga APBD.
Pemaparan kinerja ekonomi Jateng tersebut dihadiri Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah Tri Wahyuningsih Retno Mulyani sekaligus Kepala Kanwil DJKN Jateng dan DIY, bersama Kepala Kanwil DJPb Jawa Tengah Muhdi, Kepala Kanwil DJP Jateng I Max Darmawan, Kepala Kanwil DJP Jateng II Slamet Sutantyo, Kepala Kanwil DJBC Jateng dan DIY Akhmad Rofiq, pada Senin 27 Mei 2024.
Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah Tri Wahyuningsih Retno Mulyani menjelaskan kualitas pertumbuhan yang meningkat signifikan juga tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi, sehingga mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah. APBN dan APBD terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja.
Ia menjelaskan peningkatan belanja pegawai atas pembayaran THR maupun kenaikan gaji turut memberikan kontribusi pada komponen administrasi pemerintahan yang tumbuh 12,56 persen (quarter to quarter). Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga memberi kontribusi tertinggi atas pertumbuhan ekonomi sebesar 60,62 persen. Secara tak langsung, belanja APBN terkait penyelenggaraan pemilu juga mendorong konsumsi rumah tangga.
Capaian pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah turut berdampak positif terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka yang pada Februari 2024 mencatatkan nilai sebesar 4,39 persen, menurun sebesar 0,85 persen poin dibanding Februari 2023.
Tingkat inflasi terkendali pada April 2024 sebesar 0,20 persen (month to month) turun dibandingkan bulan sebelumnya. Aktivitas ekonomi Jawa Tengah tetap terjaga dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada April 2024 menunjukkan optimisme (>100) sebesar 138,3 (m-to-m), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan optimisme dan keyakinan konsumen atas kondisi perekonomian di Jawa Tengah yang lebih baik.
Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga menunjukkan kondisi semakin baik pada April 2024 sebesar 102,46 naik 0,01 persen dibandingkan bulan sebelumnya, walaupun Nilai Tukar Petani (NTP) per April 2024 sebesar 110,97 turun 4,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kondisi NTP ini dipengaruhi oleh perubahan iklim yang kurang bersahabat, sehingga produksi petani menjadi menurun yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan petani. APBN/D sebagai instrumen fiskal terus memberikan dukungan terhadap aktivitas ekonomi sehingga diharapkan mampu menjaga kestabilan di tengah kondisi perubahan iklim.
APBN mencatatkan kinerja yang baik pada Triwulan I 2024. Penerimaan APBN Jawa Tengah sampai dengan 30 April 2024 berhasil mencapai Rp39,64 triliun (33,10 persen dari target), serta realisasi belanja APBN mencapai Rp34,71 triliun (30,88 persen dari pagu).
Kinerja penerimaan masih tumbuh positif didukung kinerja kegiatan ekonomi yang baik. Penerimaan Perpajakan terdiri dari penerimaan Pajak dan Kepabeanan dan Cukai, tercatat penerimaan Pajak sebesar Rp17,97 triliun (33,37 persen dari target) dan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp19,29 triliun (31,75 persen dari target). Realisasi PNBP mencapai sebesar Rp2,38 triliun (46,34 persen dari target), secara nominal tumbuh 5,81 persen(y-on-y).
Sedangkan pada APBD, pendapatan daerah di Jawa Tengah sampai dengan 30 April 2024 sebesar Rp31,67 triliun (28,22 persen dari target) tumbuh Rp3,03 triliun atau 10,6 persen (y-on-y). Realisasi TKD mencapai Rp22,31 triliun (32,37 persen dari alokasi pagu) turun Rp72,76 triliun atau -0,33 persen (y-on-y). Meskipun demikian, realisasi TKD masih menyumbang 70,44 persen terhadap total pendapatan daerah, sehingga hal ini mengindikasikan bahwa dukungan APBN kepada APBD melalui transfer ke daerah (TKD) masih signifikan dan meningkat.
Sampai dengan 30 April 2024, realisasi penyaluran kredit program mencapai Rp16,75 triliun kepada 460 ribu debitur. Realisasi KUR Rp16,29 triliun kepada 361 ribu debitur dengan penyaluran terbanyak di Kab. Pati sebanyak Rp 931,51 miliar untuk 20.305 debitur dan terkecil di Kota Magelang sebanyak Rp45,95 miliar untuk 977 debitur, sedangkan realisasi UMi Rp469,03 miliar kepada 98 ribu debitur dengan penyaluran terbanyak di Kab. Brebes sebanyak Rp16,70 miliar untuk 3425 debitur dan terkecil di Kota Magelang sebanyak Rp851,79 juta untuk 196 debitur.
Percepatan pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan juga dilakukan melalui dukungan APBN kepada Pemerintah Daerah melalui hibah. Sampai dengan April 2024 telah terealisasi hibah BMN Jawa Tengah sebesar Rp2,22 triliun yang dipergunakan untuk mendukung pembangunan Proyek Strategis Nasional, membangkitkan ekonomi dan menjaga cagar budaya, penyediaan hunian, dan pembangunan SDM di Jawa Tengah.
Pemaparan kinerja ekonomi Jateng tersebut dihadiri Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah Tri Wahyuningsih Retno Mulyani sekaligus Kepala Kanwil DJKN Jateng dan DIY, bersama Kepala Kanwil DJPb Jawa Tengah Muhdi, Kepala Kanwil DJP Jateng I Max Darmawan, Kepala Kanwil DJP Jateng II Slamet Sutantyo, Kepala Kanwil DJBC Jateng dan DIY Akhmad Rofiq, pada Senin 27 Mei 2024.
Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah Tri Wahyuningsih Retno Mulyani menjelaskan kualitas pertumbuhan yang meningkat signifikan juga tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi, sehingga mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah. APBN dan APBD terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja.
Ia menjelaskan peningkatan belanja pegawai atas pembayaran THR maupun kenaikan gaji turut memberikan kontribusi pada komponen administrasi pemerintahan yang tumbuh 12,56 persen (quarter to quarter). Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga memberi kontribusi tertinggi atas pertumbuhan ekonomi sebesar 60,62 persen. Secara tak langsung, belanja APBN terkait penyelenggaraan pemilu juga mendorong konsumsi rumah tangga.
Capaian pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah turut berdampak positif terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka yang pada Februari 2024 mencatatkan nilai sebesar 4,39 persen, menurun sebesar 0,85 persen poin dibanding Februari 2023.
Tingkat inflasi terkendali pada April 2024 sebesar 0,20 persen (month to month) turun dibandingkan bulan sebelumnya. Aktivitas ekonomi Jawa Tengah tetap terjaga dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada April 2024 menunjukkan optimisme (>100) sebesar 138,3 (m-to-m), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan optimisme dan keyakinan konsumen atas kondisi perekonomian di Jawa Tengah yang lebih baik.
Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga menunjukkan kondisi semakin baik pada April 2024 sebesar 102,46 naik 0,01 persen dibandingkan bulan sebelumnya, walaupun Nilai Tukar Petani (NTP) per April 2024 sebesar 110,97 turun 4,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kondisi NTP ini dipengaruhi oleh perubahan iklim yang kurang bersahabat, sehingga produksi petani menjadi menurun yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan petani. APBN/D sebagai instrumen fiskal terus memberikan dukungan terhadap aktivitas ekonomi sehingga diharapkan mampu menjaga kestabilan di tengah kondisi perubahan iklim.
APBN mencatatkan kinerja yang baik pada Triwulan I 2024. Penerimaan APBN Jawa Tengah sampai dengan 30 April 2024 berhasil mencapai Rp39,64 triliun (33,10 persen dari target), serta realisasi belanja APBN mencapai Rp34,71 triliun (30,88 persen dari pagu).
Kinerja penerimaan masih tumbuh positif didukung kinerja kegiatan ekonomi yang baik. Penerimaan Perpajakan terdiri dari penerimaan Pajak dan Kepabeanan dan Cukai, tercatat penerimaan Pajak sebesar Rp17,97 triliun (33,37 persen dari target) dan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp19,29 triliun (31,75 persen dari target). Realisasi PNBP mencapai sebesar Rp2,38 triliun (46,34 persen dari target), secara nominal tumbuh 5,81 persen(y-on-y).
Sedangkan pada APBD, pendapatan daerah di Jawa Tengah sampai dengan 30 April 2024 sebesar Rp31,67 triliun (28,22 persen dari target) tumbuh Rp3,03 triliun atau 10,6 persen (y-on-y). Realisasi TKD mencapai Rp22,31 triliun (32,37 persen dari alokasi pagu) turun Rp72,76 triliun atau -0,33 persen (y-on-y). Meskipun demikian, realisasi TKD masih menyumbang 70,44 persen terhadap total pendapatan daerah, sehingga hal ini mengindikasikan bahwa dukungan APBN kepada APBD melalui transfer ke daerah (TKD) masih signifikan dan meningkat.
Sampai dengan 30 April 2024, realisasi penyaluran kredit program mencapai Rp16,75 triliun kepada 460 ribu debitur. Realisasi KUR Rp16,29 triliun kepada 361 ribu debitur dengan penyaluran terbanyak di Kab. Pati sebanyak Rp 931,51 miliar untuk 20.305 debitur dan terkecil di Kota Magelang sebanyak Rp45,95 miliar untuk 977 debitur, sedangkan realisasi UMi Rp469,03 miliar kepada 98 ribu debitur dengan penyaluran terbanyak di Kab. Brebes sebanyak Rp16,70 miliar untuk 3425 debitur dan terkecil di Kota Magelang sebanyak Rp851,79 juta untuk 196 debitur.
Percepatan pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan juga dilakukan melalui dukungan APBN kepada Pemerintah Daerah melalui hibah. Sampai dengan April 2024 telah terealisasi hibah BMN Jawa Tengah sebesar Rp2,22 triliun yang dipergunakan untuk mendukung pembangunan Proyek Strategis Nasional, membangkitkan ekonomi dan menjaga cagar budaya, penyediaan hunian, dan pembangunan SDM di Jawa Tengah.