Purwokerto (ANTARA) - Siswa Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua School) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berupaya merawat keberagaman dan mewujudkan terjalinnya persatuan demi kedamaian hidup bagi sesama melalui kegiatan bakti sosial.
"Mengawali Tahun Baru Imlek kali ini yang merupakan Tahun Naga Kayu, kami merayakan dengan berbagi kasih melalui program Chinese New Year berupa Puhua Charity Programme ke beberapa pesantren di Banyumas," kata Koordinator Program Novi Setiawati di Purwokerto, Kamis.
Dalam kegiatan tersebut, kata dia, pihaknya mengangkat semangat persatuan dalam kebhinnekaan untuk memberi teladan bagi siswa dan siswi Puhua untuk membangun empati, kepedulian, serta kasih dalam wujud nyata praktik gotong royong merawat keberagaman di Banyumas.
Menurut dia, kegiatan bakti sosial tersebut melibatkan seluruh warga sekolah, baik siswa, guru, karyawan, maupun orang tua murid yang secara bergotong royong menyebarkan kotak sumbangan untuk penerimaan uang maupun pembukaan penerimaan donasi dalam bentuk barang.
"Sumbangan dalam bentuk uang yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp20 juta, sedangkan sumbangan dalam bentuk barang berupa 245 kilogram beras, 113 liter minyak goreng, kipas angin, telepon genggam, lemari dokumen, alat tulis, dan masih banyak lagi," katanya.
Dia mengatakan seluruh donasi yang terkumpul selanjutnya dibagikan berdasarkan kebutuhan masing-masing pesantren yang dipilih sebagai lokasi bakti sosial.
Khusus sumbangan dalam bentuk uang, kata dia, seluruhnya dibelikan sejumlah barang yang telah masuk daftar kebutuhan dan akan dilaporkan secara terbuka kepada seluruh orang tua murid setelah tersalurkan.
"Ketika ide ini tercetus akhir tahun 2023, kami mulai menyisir pihak-pihak yang akan menerima bantuan. Ada 6 pesantren terpilih yang secara detail kebutuhannya telah diketahui panitia dan terkonfirmasi dari sekitar 15 pesantren yang diseleksi," katanya menjelaskan.
Novi mengatakan pendistribusian donasi tersebut dilaksanakan pada 28-29 Februari dengan mengunjungi masing-masing pesantren yang berada di alibagor, Sokaraja, Karanglewas, Purwokerto Timur, Kaliori, dan Kedungwuluh.
Sementara itu, Ketua Yayasan Putera Harapan Banyumas Yudi Sutanto mengatakan dalam kunjungan ke pesantren tersebut, pihaknya berkesempatan untuk menyerahkan sebuah lukisan khas Tiongkok bermakna Nian Hua yang berarti keberuntungan yang merupakan simbol harapan Puhua bagi setiap penerimanya.
"Melalui kegiatan ini kami juga ingin memperkenalkan saling-silang budaya di mana budaya dan bahasa Tionghoa di lukisan ini merupakan seni mengulas atau guratan yang menjadi salah satu alat komunikasi berbentuk tulisan atau aksara masyarakat Tiongkok," katanya.
Terkait dengan kegiatan tersebut, salah seorang mudarris (pengasuh, red.) Pondok Pesantren Darul Arkam Muhammadiyah Sokaraja, Muhammad Hafidzin mengatakan keberagaman budaya dan agama merupakan anugerah yang harus dijaga karena semua disatukan dalam satu payung bernama Indonesia.
Dalam hal ini, kata dia, alat pemersatunya berupa toleransi dan kolaborasi.
Sementara pengasuh Pondok Pesantren Ma'had Al-Faruq Karanglewas, Rasanya Az-Ziyad mengatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir dari keberagaman agama dan budaya.
"Maka simbol Bhinneka Tunggal Ika harus kita jaga bersama," katanya menegaskan.
Baca juga: Pemkab Cilacap tanam 1.000 pohon hortikultura bersama siswa PAUD-TK