Pembangunan Jateng diarahkan penumpu pangan dan industri nasional
Semarang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyampaikan bahwa arah pembangunan daerah ke depan adalah menjadikan Jateng sebagai penumpu pangan dan industri nasional.
"Musyawarah ini dalam rangka merencanakan arah pembangunan selama 20 tahun," kata Nana, usai membuka Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jateng Tahun 2025-2045 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025, di Semarang, Kamis.
Menurut dia, prioritas pembangunan di Jateng masih berfokus pada pengentasan kemiskinan, stunting, inflasi, dan pengangguran, tetapi perencanaan pembangunan ke depan tetap dilakukan memperhatikan potensi masing-masing.
Apalagi, kata dia, visi pembangunan atau RPJPD Jateng selama 20 tahun ke depan adalah "Jawa Tengah sebagai Penumpu Pangan dan Industri Nasional Yang Maju, Sejahtera, Berbudaya, dan Berkelanjutan".
Ia mengatakan visi itu selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yaitu mewujudkan "Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan".
Dalam mendukung visi sebagai penumpu pangan nasional, lanjut dia, kebijakan pangan Jateng pada 2025-2045 diarahkan untuk mewujudkan kemandirian pangan, di antaranya dengan pemenuhan hak dasar atas pangan yang cukup, beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) secara berkelanjutan.
Selain itu, kata dia, penguatan sistem rantai pasok, penguatan pengendalian harga pangan untuk menjamin aksesibilitas pangan, penyediaan pangan lokal secara mandiri dan berkelanjutan, pencegahan pemborosan pangan (food loss and waste), dan peningkatan ketahanan pangan dan gizi hingga tingkat individu.
Sedangkan untuk visi penumpu industri nasional, Nana mengatakan bahwa arah kebijakannya adalah peningkatan produktivitas industri pengolahan, meliputi pengembangan industri berbasis teknologi, riset dan inovasi, dan ramah lingkungan.
Tentunya, kata dia, disesuaikan potensi lokal, pengembangan industri bahan baku lokal, penguatan integrasi rantai pasok antar-industri didukung ketersediaan infrastruktur konektivitas dan logistik pendukung industri, hilirisasi Industri, serta peningkatan penumbuhan kawasan industri atau kawasan peruntukan industri baru.
Baca juga: Mbak Ita sebut belum perlu operasi pasar beras di Semarang
"Penumbuhan kawasan industri atau Kawasan Peruntukan Industri (KPI) saat ini seluas kurang lebih 55.011 hektare berada di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah," katanya.
Adapun dalam perencanaan pembangunan Jateng 2025, kata dia, tema yang diangkat adalah peningkatan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan, didukung dengan sumber daya manusia yang berdaya saing dan lebih berkarakter.
"Pada 2025, saya arahkan tetap melanjutkan 10 program prioritas Jateng untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan," kata Nana.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno menambahkan bahwa arah kebijakan RPJPD Jateng 2025-2045 akan melalui empat tahapan yang kemudian diturunkan dalam Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Secara rinci, kata dia, tahap pertama (2025-2029) akan difokuskan untuk penguatan landasan transformasi, tahap kedua (2030-2034) merupakan tahap akselerasi transformasi, dan tahap ketiga (2035-2039) akan menjadi mewujudkan pemantapan transformasi.
Tahap keempat, sebagai tahap akhir, merupakan perwujudan Jateng sebagai penumpu pangan dan industri nasional yang maju, sejahtera, berbudaya, dan berkelanjutan.
Baca juga: Pemkot Surakarta operasi pasar untuk turunkan harga beras
"Musyawarah ini dalam rangka merencanakan arah pembangunan selama 20 tahun," kata Nana, usai membuka Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jateng Tahun 2025-2045 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025, di Semarang, Kamis.
Menurut dia, prioritas pembangunan di Jateng masih berfokus pada pengentasan kemiskinan, stunting, inflasi, dan pengangguran, tetapi perencanaan pembangunan ke depan tetap dilakukan memperhatikan potensi masing-masing.
Apalagi, kata dia, visi pembangunan atau RPJPD Jateng selama 20 tahun ke depan adalah "Jawa Tengah sebagai Penumpu Pangan dan Industri Nasional Yang Maju, Sejahtera, Berbudaya, dan Berkelanjutan".
Ia mengatakan visi itu selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yaitu mewujudkan "Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan".
Dalam mendukung visi sebagai penumpu pangan nasional, lanjut dia, kebijakan pangan Jateng pada 2025-2045 diarahkan untuk mewujudkan kemandirian pangan, di antaranya dengan pemenuhan hak dasar atas pangan yang cukup, beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) secara berkelanjutan.
Selain itu, kata dia, penguatan sistem rantai pasok, penguatan pengendalian harga pangan untuk menjamin aksesibilitas pangan, penyediaan pangan lokal secara mandiri dan berkelanjutan, pencegahan pemborosan pangan (food loss and waste), dan peningkatan ketahanan pangan dan gizi hingga tingkat individu.
Sedangkan untuk visi penumpu industri nasional, Nana mengatakan bahwa arah kebijakannya adalah peningkatan produktivitas industri pengolahan, meliputi pengembangan industri berbasis teknologi, riset dan inovasi, dan ramah lingkungan.
Tentunya, kata dia, disesuaikan potensi lokal, pengembangan industri bahan baku lokal, penguatan integrasi rantai pasok antar-industri didukung ketersediaan infrastruktur konektivitas dan logistik pendukung industri, hilirisasi Industri, serta peningkatan penumbuhan kawasan industri atau kawasan peruntukan industri baru.
Baca juga: Mbak Ita sebut belum perlu operasi pasar beras di Semarang
"Penumbuhan kawasan industri atau Kawasan Peruntukan Industri (KPI) saat ini seluas kurang lebih 55.011 hektare berada di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah," katanya.
Adapun dalam perencanaan pembangunan Jateng 2025, kata dia, tema yang diangkat adalah peningkatan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan, didukung dengan sumber daya manusia yang berdaya saing dan lebih berkarakter.
"Pada 2025, saya arahkan tetap melanjutkan 10 program prioritas Jateng untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan," kata Nana.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno menambahkan bahwa arah kebijakan RPJPD Jateng 2025-2045 akan melalui empat tahapan yang kemudian diturunkan dalam Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Secara rinci, kata dia, tahap pertama (2025-2029) akan difokuskan untuk penguatan landasan transformasi, tahap kedua (2030-2034) merupakan tahap akselerasi transformasi, dan tahap ketiga (2035-2039) akan menjadi mewujudkan pemantapan transformasi.
Tahap keempat, sebagai tahap akhir, merupakan perwujudan Jateng sebagai penumpu pangan dan industri nasional yang maju, sejahtera, berbudaya, dan berkelanjutan.
Baca juga: Pemkot Surakarta operasi pasar untuk turunkan harga beras