Semarang waspadai lonjakan kasus diare
Semarang (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro Semarang atau RSWN mewaspadai kemungkinan adanya lonjakan kasus diare memasuki pergantian musim atau pancaroba, dengan mulai terjadi hujan dengan intensitas bervariasi.
"Untuk kasus DBD (demam berdarah dengue) saat ini belum ada lonjakan berarti. Cuma, yang kami waspadai begitu mulai hujan ini adalah diare," kata Direktur RSWN Semarang Dokter Eko Krisnarto, Sp.KK, di Semarang, Senin.
Sejauh ini, kata dia, memang belum ada tanda-tanda kenaikan kasus diare di RS milik Pemerintah Kota Semarang itu, tetapi berdasarkan pengalaman biasanya kasus diare mencuat ketika mulai memasuki musim hujan.
"Belum mulai (lonjakan kasus diare), ini kami memprediksi. Begitu ada gejala penyakit diare, diprediksikan musimnya (saat) hujan. Di samping itu, kami selalu menyiapkan antisipasi untuk kasus DBD," katanya.
Saat musim kemarau lalu dengan paparan terik matahari, kata dia, banyak ditemui kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), tetapi selama seminggu ini sudah mulai berkurang.
"Kemarin ruang selalu penuh biasanya diagnosisnya dari hasil observasi (mengalami) panas, demam, gangguan ISPA, termasuk anak-anak. Ini mulai masuk penyakit diare. Kalau musim begini mengalami peningkatan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dokter M Abdul Hakam menjelaskan bahwa pada masa pancaroba kebanyakan respons tubuh akan mengalami perubahan, yakni menurunnya imun tubuh.
Penurunan imun tubuh, kata dia, berpotensi menyebabkan terjadinya infeksi atau penyakit lain karena respon tubuh dalam menghadapi perubahan cuaca yang terjadi.
Ia menyebutkan, beberapa penyakit yang sering ditemui saat masa pancaroba, antara lain DBD, ISPA, seperti bronkhitis, pilek, influenza, batuk, dan diare.
Upaya pencegahan yang harus dilakukan masyarakat, kata dia, adalah dengan menerapkan perilaku hidup sehat, yakni istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, dan rutin berolahraga.
"Juga jangan lupa mengkonsumsi vitamin C yang cukup dan terpenuhi dan nutrisi seimbang. Terpenting, jaga lingkungan tetap bersih dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M plus untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk," katanya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai sejumlah penyakit yang biasanya muncul saat peralihan musim atau pancaroba seperti sekarang.
"Ada beberapa ancaman penyakit di masa pancaroba, mulai dari diare, demam berdarah, flu, ISPA, dan sebagainya," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Menurut dia, masa peralihan musim memang rawan menyebabkan kondisi atau daya tahan tubuh menjadi menurun yang berakibat mudah terserang penyakit, apalagi kondisi cuaca tidak menentu.
"Untuk kasus DBD (demam berdarah dengue) saat ini belum ada lonjakan berarti. Cuma, yang kami waspadai begitu mulai hujan ini adalah diare," kata Direktur RSWN Semarang Dokter Eko Krisnarto, Sp.KK, di Semarang, Senin.
Sejauh ini, kata dia, memang belum ada tanda-tanda kenaikan kasus diare di RS milik Pemerintah Kota Semarang itu, tetapi berdasarkan pengalaman biasanya kasus diare mencuat ketika mulai memasuki musim hujan.
"Belum mulai (lonjakan kasus diare), ini kami memprediksi. Begitu ada gejala penyakit diare, diprediksikan musimnya (saat) hujan. Di samping itu, kami selalu menyiapkan antisipasi untuk kasus DBD," katanya.
Saat musim kemarau lalu dengan paparan terik matahari, kata dia, banyak ditemui kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), tetapi selama seminggu ini sudah mulai berkurang.
"Kemarin ruang selalu penuh biasanya diagnosisnya dari hasil observasi (mengalami) panas, demam, gangguan ISPA, termasuk anak-anak. Ini mulai masuk penyakit diare. Kalau musim begini mengalami peningkatan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dokter M Abdul Hakam menjelaskan bahwa pada masa pancaroba kebanyakan respons tubuh akan mengalami perubahan, yakni menurunnya imun tubuh.
Penurunan imun tubuh, kata dia, berpotensi menyebabkan terjadinya infeksi atau penyakit lain karena respon tubuh dalam menghadapi perubahan cuaca yang terjadi.
Ia menyebutkan, beberapa penyakit yang sering ditemui saat masa pancaroba, antara lain DBD, ISPA, seperti bronkhitis, pilek, influenza, batuk, dan diare.
Upaya pencegahan yang harus dilakukan masyarakat, kata dia, adalah dengan menerapkan perilaku hidup sehat, yakni istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, dan rutin berolahraga.
"Juga jangan lupa mengkonsumsi vitamin C yang cukup dan terpenuhi dan nutrisi seimbang. Terpenting, jaga lingkungan tetap bersih dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M plus untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk," katanya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai sejumlah penyakit yang biasanya muncul saat peralihan musim atau pancaroba seperti sekarang.
"Ada beberapa ancaman penyakit di masa pancaroba, mulai dari diare, demam berdarah, flu, ISPA, dan sebagainya," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Menurut dia, masa peralihan musim memang rawan menyebabkan kondisi atau daya tahan tubuh menjadi menurun yang berakibat mudah terserang penyakit, apalagi kondisi cuaca tidak menentu.