Semarang (ANTARA) - Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) yang tergabung dalam Walisongo Public Relations Community (WPRC) menggelar pembukaan bulan kampanye sekaligus seminar dengan mengundang tiga praktisi berkompeten di bidangnya.
Acara ini dilaksanakan pada Rabu (1/11/2023) di Theater Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang dan diikuti oleh 80 peserta dari mahasiswa Public Relations dan tamu undangan dari lembaga terkait.
Acara ini diakhiri dengan penyampaian materi oleh tiga praktisi, yakni Joko Purwanto yang merupakan Humas Perumda Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang; Nur Istibsaroh, pewarta Kantor Berita ANTARA Biro Jawa Tengah; dan Ahmad Faiq Syukron, Risk Management Officer BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng dan DIY. Acara dibuka oleh Alifa Nur Fitri, Pembina WPRC.
Kegiatan diawali dengan serah terima jabatan kepengurusan dilanjutkan pemutaran video kampanye dan diakhiri dengan pemaparan materi.
Dengan mengusung tema “Kick-Off Conference WPRC23 Campaign” acara ini dibuka dengan serah terima jabatan Ketua WPRC tahun 2022, M. Adji Soenantoko kepada Ketua WPRC 2023, M. Farhan Siddiq, dilanjutkan dengan opening ceremony dari delapa kampanye, yakni: Rumah Moderasi Beragama dengan tagline #ModeratUntuk Kemanusiaan, Kupi Corner dengan tagline #Kita Semua Sama, Wagersik, Walisongo Halal Center dengan tagline #Keberkahan dalamSetiapGigitan, Laboratorium Dakwah dengan tagline #MudaDaya, Klinik Pratama dengan tagline #MariSerasa. Adapula kampanye dari isu keresahan mahasiswa #Ojo Rungkad Ayo Sambat, Mendaur Literasi dan Humas UIN Walisongo dengan tagline #WeEsPride.
Alifa Nur Fitri, dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Kampanye Public Relations menyampaikan bahwa kampanye ini menjadi bentuk kontribusi terhadap lembaga dan isu lingkungan, sosial, serta pendidikan. Selain belajar tentang konsep mahasiswa, juga bisa belajar tentang
Ahmad Faiq Syukron menyampaikan bahwa keterbukaan sangat diperlukan dalam menjadi seorang humas ketika menangani sebuah krisis ataupun isu yang beredar di masyarakat.
“Dengan adanya keterbukaan, masyarakat akan memahami dan juga bisa merubah pola pikir yang dulunya menganggap kita ini tertutup dan buruk dalam pelayanan tapi dengan keterbukaan ini pola pikir mereka akan berubah bahwa kita itu melakukan pelayanan sudah sesuai dengan aturan dan perundangan yang berlaku”, ujarnya.
Lebih lanjut Ahmad Faiq Syukron menyampaikan bahwa dalam membuat kampanye kita juga harus memperhatikan siapa target sasaran kita untuk mempermudah tercapainya tujuan dari kampanye tersebut.
“Kalau nanti kita bikin kampanye PR kita harus lihat target marketnya, kalau target market-nya petani pedagang kita kampanye dengan Tiktok atau media sosial lainnya itu akan kurang merata. Jadi kita harus melihat kesesuaian tema dengan target sasarannya dengan dimulai dari analisis situasi seperti membuat survei kecil-kecilan kepada target sasaran baru kemudian mulai merencanakan langkah berikutnya”, jelasnya.
Acara ini ditutup dengan penyampaian materi Nur Istibsaroh mengenai penulisan jurnalistik dengan tema “Mudahnya Membuat Berita”, yang menjelaskan mengenai bermacam jenis berita dan cara penulisan berita.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam menyelesaikan kegiatan kampanye sekaligus belajar langsung dalam menangani sebuah krisis, membuat kampanye yang baik, serta bagaimana cara penulisan jurnalistik yang sesuai aturan.
WPRC merupakan wadah bersama untuk belajar Public Relations mahasiswa di UIN Walisongo. Kegiatan kampanye Public Relation dengan menggandeng lembaga di UIN Walisongo ini merupakan tahun kedua. ***