Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (SV UNS) Surakarta mengajak mahasiswa mengenali risiko yang mungkin timbul di sektor keuangan melalui kuliah umum dengan menggandeng Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), dan PT Taspen.
Dekan SV UNS Santoso Tri Hananto pada kuliah umum di Solo, Jawa Tengah, Rabu mengatakan penting mengetahui pengelolaan risiko karena seluruh aktivitas mengandung risiko.
Namun demikian, dikatakannya, perlu membuat mitigasi agar risiko tidak muncul menjadi bencana yang merugikan, termasuk di sektor keuangan.
"Potensi risiko biarlah ada di sekitar kita, tetapi kita tidak terkena bencana. Harapannya kalangan dosen maupun mahasiswa memahami risiko khususnya di bidang keuangan agar tidak seperti yang sedang marak terjadi akhir-akhir ini di televisi, media massa maupun media sosial terkait dengan pinjaman online, investasi bodong, dan masih banyak yang bisa kita hindari apabila kita mengetahui bagaimana cara mitigasi terhadap risiko," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Wakil Rektor Perencanaan, Kerja Sama, Bisnis dan Informasi UNS Irwan Trinugroho mengatakan UNS merupakan satu-satunya kampus yang sudah mempunyai nota kesepahaman dengan LPS sejak 2012.
"Selain itu juga banyak riset dari UNS di website LPS," katanya.
Ia berharap kuliah umum tersebut dapat menambah wawasan sekaligus pengetahuan mahasiswa mengenai industri jasa keuangan.
"Di era digital saat ini, banyak yang menggunakan produk keuangan tetapi belum teredukasi dan terliterasi terlebih dahulu, namun sudah mencobanya sehingga terkena penipuan dan jebakan pinjaman online," katanya.
Menurut dia, hal itu menjadi tugas bersama untuk melakukan edukasi mengenai sektor jasa keuangan. Ia juga mengatakan transformasi digital di sektor keuangan harus mempunyai pengaruh positif yang jauh lebih besar.
"Selain itu, dampak negatifnya bisa dimitigasi. Jangan sampai terjadi kesenjangan nilai kualitas yang ada di masyarakat," katanya.
Sementara itu, Ketua AAUI Cabang Surakarta Angling Khrisna Adhi mengatakan banyak lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan, di antaranya bank, leasing, dan juga perusahaan finance ketika memberikan kredit perlu analisis untuk mengelola risikonya.
"Sama halnya masyarakat juga perlu mengetahui risiko yang akan dihadapi ketika mengajukan asuransi, kredit, atau berinvestasi dengan cara belajar dan literasi mengenai lembaga keuangan tersebut terlebih dahulu," katanya.