PP Al Irsyad ajak warga Al Irsyad Al Islamiyyah sukseskan Pemilu 2024
Purwokerto (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyyah Faisol Nasar bin Madi mengajak seluruh warga Al Irsyad Al Islamiyyah untuk berperan aktif menyukseskan Pemilihan Umum 2024.
Dalam pidatonya pada Puncak Peringatan Milad Ke-109 Al Irsyad Al Islamiyah di Lapangan SMAIT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu, Faisol mengatakan politik Al Irsyad adalah politik pendidikan dan politik dakwah, bukan politik praktis.
"Tahun depan kita akan menghadapi pilpres (pemilihan presiden), seluruh warga Al Irsyad harus aktif menyukseskan pemilihan presiden ini dan legislatif, namun Al Irsyad tak terlibat dalam politik praktis. Kita berpijak politik kita, politik pendidikan, dan dakwah," tegasnya.
Saat ditemui usai acara, dia mengatakan Al Irsyad adalah organisasi kemasyarakatan Islam yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah, sosial, dan tidak terlibat di bidang politik.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengajak seluruh warga Al Irsyad untuk aktif menggunakan haknya dalam Pemilu 2024.
Menurut dia, anggota Al Irsyad ada di mana-mana, termasuk di berbagai partai politik.
Disinggung mengenai adanya anggapan publik bahwa Al Irsyad memiliki kedekatan dengan bakal calon presiden Anies Baswedan, Faisol mengakui bahwa keluarga mantan Gubernur DKI Jakarta itu merupakan keluarga Al Irsyad.
"Keluarga Pak Anies dari kakeknya (AR Baswedan, red.), muridnya Ahmad Surkati (pendiri Al Irsyad, red.). Jadi, ikatan emosional ada, tapi tidak diformalkan, biasalah," jelasnya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya tidak mengeluarkan imbauan agar warga Al Irsyad untuk mendukung Anies Baswedan karena ormas tersebut tidak ingin terjun di politik praktis.
Sementara itu, Ketua Dewan Syuro Al Irsyad Al Islammiyah Syarief Ba'asyir mengatakan sejak awal berdiri serta berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Al Irsyad tidak boleh terlibat politik praktis.
"Dukung-mendukung itu enggak ada. Kalau aspirasi tentu ada ya, tapi dukung-mendukung enggak ada," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya akan menaati siapa saja yang menjadi presiden.
Selain itu yang utama, lanjut dia, semua yang di Al Irsyad harus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"NKRI harga mati, yang kita perjuangkan sejak awal," tegasnya.
Ia mengatakan pihaknya tetap akan bersikap kritis terhadap pemerintah dan siapa pun presidennya nanti seperti selama ini.
Menurut dia, acuan Al Irsyad adalah kepentingan nasional dan dalam hal ini keadilan serta kesejahteraan untuk masyarakat.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya bakal calon presiden yang melakukan pendekatan kepada Al Irsyad, dia mengatakan hingga saat ini tidak ada hal tersebut.
Kendati demikian, dia mengakui adanya isu yang cukup sensitif saat Al Irsyad menggelar Muktamar Ke-41 di Purwokerto pada akhir November 2022.
"Sebelum muktamar, waktu itu Anies masih menjadi gubernur, kemudian kami mengundang beliau menjadi salah satu narasumber. Tetapi begitu beliau dicalonkan menjadi capres, dicalonkan oleh NasDem, kami putuskan enggak jadi, batalkan (rencana untuk menjadikan narasumber)," jelasnya.
Akan tetapi buntut dari pembatalan tersebut, kata dia, di luar arena muktamar tersiar kabar jika Al Irsyad ditekan oleh pemerintah untuk menghalangi kehadiran Anies.
"Padahal ya enggak ada, enggak ada apa-apa. Kami sendiri yang menghentikan karena beliau sudah terjun dicalonkan (sebagai bakal capres," tegas Syarief.
Baca juga: KPU Temanggung: PPS harus menjaga netralitas pemilu
Dalam pidatonya pada Puncak Peringatan Milad Ke-109 Al Irsyad Al Islamiyah di Lapangan SMAIT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu, Faisol mengatakan politik Al Irsyad adalah politik pendidikan dan politik dakwah, bukan politik praktis.
"Tahun depan kita akan menghadapi pilpres (pemilihan presiden), seluruh warga Al Irsyad harus aktif menyukseskan pemilihan presiden ini dan legislatif, namun Al Irsyad tak terlibat dalam politik praktis. Kita berpijak politik kita, politik pendidikan, dan dakwah," tegasnya.
Saat ditemui usai acara, dia mengatakan Al Irsyad adalah organisasi kemasyarakatan Islam yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah, sosial, dan tidak terlibat di bidang politik.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengajak seluruh warga Al Irsyad untuk aktif menggunakan haknya dalam Pemilu 2024.
Menurut dia, anggota Al Irsyad ada di mana-mana, termasuk di berbagai partai politik.
Disinggung mengenai adanya anggapan publik bahwa Al Irsyad memiliki kedekatan dengan bakal calon presiden Anies Baswedan, Faisol mengakui bahwa keluarga mantan Gubernur DKI Jakarta itu merupakan keluarga Al Irsyad.
"Keluarga Pak Anies dari kakeknya (AR Baswedan, red.), muridnya Ahmad Surkati (pendiri Al Irsyad, red.). Jadi, ikatan emosional ada, tapi tidak diformalkan, biasalah," jelasnya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya tidak mengeluarkan imbauan agar warga Al Irsyad untuk mendukung Anies Baswedan karena ormas tersebut tidak ingin terjun di politik praktis.
Sementara itu, Ketua Dewan Syuro Al Irsyad Al Islammiyah Syarief Ba'asyir mengatakan sejak awal berdiri serta berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Al Irsyad tidak boleh terlibat politik praktis.
"Dukung-mendukung itu enggak ada. Kalau aspirasi tentu ada ya, tapi dukung-mendukung enggak ada," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya akan menaati siapa saja yang menjadi presiden.
Selain itu yang utama, lanjut dia, semua yang di Al Irsyad harus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"NKRI harga mati, yang kita perjuangkan sejak awal," tegasnya.
Ia mengatakan pihaknya tetap akan bersikap kritis terhadap pemerintah dan siapa pun presidennya nanti seperti selama ini.
Menurut dia, acuan Al Irsyad adalah kepentingan nasional dan dalam hal ini keadilan serta kesejahteraan untuk masyarakat.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya bakal calon presiden yang melakukan pendekatan kepada Al Irsyad, dia mengatakan hingga saat ini tidak ada hal tersebut.
Kendati demikian, dia mengakui adanya isu yang cukup sensitif saat Al Irsyad menggelar Muktamar Ke-41 di Purwokerto pada akhir November 2022.
"Sebelum muktamar, waktu itu Anies masih menjadi gubernur, kemudian kami mengundang beliau menjadi salah satu narasumber. Tetapi begitu beliau dicalonkan menjadi capres, dicalonkan oleh NasDem, kami putuskan enggak jadi, batalkan (rencana untuk menjadikan narasumber)," jelasnya.
Akan tetapi buntut dari pembatalan tersebut, kata dia, di luar arena muktamar tersiar kabar jika Al Irsyad ditekan oleh pemerintah untuk menghalangi kehadiran Anies.
"Padahal ya enggak ada, enggak ada apa-apa. Kami sendiri yang menghentikan karena beliau sudah terjun dicalonkan (sebagai bakal capres," tegas Syarief.
Baca juga: KPU Temanggung: PPS harus menjaga netralitas pemilu