Refleksi Hari Kemerdekaan RI, Rektor UMP sampaikan ini soal UMKM
UMP telah mendeklarasikan sebagai Rumah UMKM
Purwokerto (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Assoc Prof Dr Jebul Suroso menjadi narasumber dalam Refleksi Hari Kemerdekaan RI dan Lauching Majelis Taklim Wolulasan LP-UMKM Jawa Tengah bertajuk "Muhammadiyah dan Gerakan UMKM Jawa Tengah Berkemajuan" melalui Zoom Meeting, Jumat (18/8) malam.
Dalam kesempatan itu, Rektor mengapresiasi forum tersebut dan diharapkan menjadi amal baik serta bisa memperkuat aktivitas ekonomi khususnya warga perserikatan Muhammadiyah.
"UMP telah mendeklarasikan sebagai Rumah UMKM. Kami pikir bahwa perguruan tinggi tugas utamanya adalah melakukan konstruksi pemahaman ilmu pengetahuan melalui proses pendidikan, mengembangkan melalui proses penelitian, dan bisa menebarkan manfaat," jelasnya.
Melalui pengabdian tersebut, kata dia, ada tiga hal yang tidak boleh terpisahkan dengan apa yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Di Muhammadiyah, lanjut dia, UMP sebagai salah satu amal usaha perserikatan yang memiliki misi Al Islam sebagai Dharma ke-4.
Menurut dia, aspek pendidikan penelitian dan keberrmanfaatan bagi umat lebih ditonjolkan agar bisa ada roh kebermanfaatan sebagai rahmatan lil alamin.
"Corak Al Islam dan Kemuhammadiyahannya akan tampak. Jika kita belajar dari pendiri Muhammadiyah KH Dahlan yang memberikan materi pemahaman tentang akidah. Proses selanjutnya muncullah teologi Al Maun. Di situ mencoba menggerakkan Islam, belajar tentang ayat-ayat Alquran tetapi juga diimbangi dengan praktek secara langsung," kata Jebul yang juga Dewan Pembina LP-UMKM PWM Jawa Tengah.
Baca juga: Target Merdeka Belajar 15 Tahun ke Depan, menghadirkan transformasi mendalam
Sementara Ketua LP-UMKM PWM Jawa Tengah Khafid Sirotudin mengatakan industri mikro, kecil, dan menengah itu menyerap hampir 93 persen jumlah tenaga kerja di Jawa Tengah, sisanya baru diserap oleh industri besar.
"Roadmap Lembaga Pengembangan UMKM Pimpinan Wilayah Jawa Tengah Periode 2023-2028 kami petakan menjadi enam. Pertama yakni data, ketiadaan data tunggal dan shahih tentang UMKM dengan action plan pendataan UMKM dan Output big-Data pelaku UMKM di lingkungan Muhammadiyah, PUPUKMu (Perhimpunan Pelaku Usaha Kecil dan Menengah Muhammadiyah) Jawa Tengah," jelasnya.
Problem kedua, kata dia, adalah sumber daya manusia serta banyak pelaku dan produk berskala rumah tangga belum ada NIB, PIRT, Halal, dan HAKI karena Dinkop UKM Jateng baru mengampu 4-5 persen.
Menurut dia, action plan yang dilakukan berupa pendidikan, pelatihan, pendampingan, pengajian rutin tematik, workshop, seminar, dan FGD, dengan Output Beasiswa pelaku UMKM, pelatihan, seminar, workshop, dan FGD.
"Output lain, yakni pusat inkubasi UMKM Center di PTM, dan pengajian rutin tematik Majelis Taklim Wolulasan LP UMKM Jateng," kata Khalid. (tgr)
Baca juga: Program Organisasi Penggerak langkah penuh makna perkuat pendidikan
Baca juga: Merefleksikan Merdeka Belajar Berkelanjutan di era digital
Dalam kesempatan itu, Rektor mengapresiasi forum tersebut dan diharapkan menjadi amal baik serta bisa memperkuat aktivitas ekonomi khususnya warga perserikatan Muhammadiyah.
"UMP telah mendeklarasikan sebagai Rumah UMKM. Kami pikir bahwa perguruan tinggi tugas utamanya adalah melakukan konstruksi pemahaman ilmu pengetahuan melalui proses pendidikan, mengembangkan melalui proses penelitian, dan bisa menebarkan manfaat," jelasnya.
Melalui pengabdian tersebut, kata dia, ada tiga hal yang tidak boleh terpisahkan dengan apa yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Di Muhammadiyah, lanjut dia, UMP sebagai salah satu amal usaha perserikatan yang memiliki misi Al Islam sebagai Dharma ke-4.
Menurut dia, aspek pendidikan penelitian dan keberrmanfaatan bagi umat lebih ditonjolkan agar bisa ada roh kebermanfaatan sebagai rahmatan lil alamin.
"Corak Al Islam dan Kemuhammadiyahannya akan tampak. Jika kita belajar dari pendiri Muhammadiyah KH Dahlan yang memberikan materi pemahaman tentang akidah. Proses selanjutnya muncullah teologi Al Maun. Di situ mencoba menggerakkan Islam, belajar tentang ayat-ayat Alquran tetapi juga diimbangi dengan praktek secara langsung," kata Jebul yang juga Dewan Pembina LP-UMKM PWM Jawa Tengah.
Baca juga: Target Merdeka Belajar 15 Tahun ke Depan, menghadirkan transformasi mendalam
Sementara Ketua LP-UMKM PWM Jawa Tengah Khafid Sirotudin mengatakan industri mikro, kecil, dan menengah itu menyerap hampir 93 persen jumlah tenaga kerja di Jawa Tengah, sisanya baru diserap oleh industri besar.
"Roadmap Lembaga Pengembangan UMKM Pimpinan Wilayah Jawa Tengah Periode 2023-2028 kami petakan menjadi enam. Pertama yakni data, ketiadaan data tunggal dan shahih tentang UMKM dengan action plan pendataan UMKM dan Output big-Data pelaku UMKM di lingkungan Muhammadiyah, PUPUKMu (Perhimpunan Pelaku Usaha Kecil dan Menengah Muhammadiyah) Jawa Tengah," jelasnya.
Problem kedua, kata dia, adalah sumber daya manusia serta banyak pelaku dan produk berskala rumah tangga belum ada NIB, PIRT, Halal, dan HAKI karena Dinkop UKM Jateng baru mengampu 4-5 persen.
Menurut dia, action plan yang dilakukan berupa pendidikan, pelatihan, pendampingan, pengajian rutin tematik, workshop, seminar, dan FGD, dengan Output Beasiswa pelaku UMKM, pelatihan, seminar, workshop, dan FGD.
"Output lain, yakni pusat inkubasi UMKM Center di PTM, dan pengajian rutin tematik Majelis Taklim Wolulasan LP UMKM Jateng," kata Khalid. (tgr)
Baca juga: Program Organisasi Penggerak langkah penuh makna perkuat pendidikan
Baca juga: Merefleksikan Merdeka Belajar Berkelanjutan di era digital