Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, meneliti penyebab amblesnya beberapa titik di jalur alternatif yang menghubungkan Kampus Universitas Diponegoro Semarang dengan kawasan Jangli yang baru saja dibangun.
"Hasil penelitian kemarin pada patahan yang terjadi di Jangli itu di bawahnya ada semacam lapisan tanah 'lempung' (tanah liat) sekian centimeter," kata Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin di Semarang, Rabu.
Lapisan semacam tanah liat itulah, kata dia, menyebabkan penurunan tanah yang membuat jalan menjadi ambles, dan saat ini masih menjadi kajian, termasuk bagaimana solusi terbaik yang akan dilakukan.
"Jadi, ada bentukan tanah di bawah yang masih perlu adanya pemadatan. Itu kan tanah alami semacam lempung yang belum padat ya," jelasnya.
Artinya, kata dia, langkah yang dilakukan harus dipertimbangkan dengan matang dan menjadi solusi yang efektif agar tidak terulang lagi kemudian hari.
Menurut dia, pemadatan yang harus dilakukan tidak bisa dengan menggunakan alat biasa, tetapi solusinya kemungkinan dengan penyuntikan semen pada rongga tanah yang belum padat tersebut.
Diakuinya, kasus jalan ambles atau terjadi patahan semacam itu memang bukan kali pertama terjadi di Semarang, tetapi beberapa kasus serupa terjadi di sejumlah ruas jalan lainnya.
Ia menyebutkan kasus yang sama di ruas tol Semarang-Solo, tepatnya di daerah Penggaron dan akhirnya solusi yang dilakukan adalah dengan teknologi penyuntikan semen.
"Kasus di Tol Semarang-Solo di daerah Penggaron itu juga terjadi seperti itu dan dilakukan teknologi tersebut (penyuntikan semen)," katanya.
Namun, kata Iswar, untuk penanganan jalan ambles di ruas jalur alternatif Undip-Jangli akan menunggu hasil kajian yang dilakukan.
"Saat ini yang jelas kami masih tunggu kajiannya dulu, baru dilanjutkan pengerjaannya," pungkasnya.
Sebelumnya, kerusakan jalur alternatif Undip Tembalang-Jangli tersebut viral di media sosial lantaran jalan tersebut belum lama dibangun.
Akun Instagram @infokejadiansemarang.new mengunggah foto kerusakan jalan tersebut, sembari menuliskan "Entah siapa yang salah, alam atau pemborong (kontraktor)".
Tak hanya itu, akun Instagram tersebut juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melewati jalur tersebut karena berbahaya, apalagi pada malam hari karena belum adanya lampu penerangan.
"Untuk sementara jangan lewat jalan tersebut. Untuk segera diperbaiki dan tidak memakan korban," tulisnya di postingan.
Unggahan tersebut langsung mendapatkan respons dari warganet yang menduga-duga penyebab kerusakan itu hingga permintaan kepada Pemerintah Kota Semarang untuk segera memperbaiki.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Perencanaan jalan dan saluran harus bersamaan