Semarang (ANTARA) - Bank Indonesia memberdayakan penggunaan QRIS sebagai standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia kepada sekitar 50 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Pasar Seni Borobudur.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menyampaikan bahwa sosialisasi QRIS itu merupakan rangkaian dari Angkringan Digital 2023 yang akan digelar di kawasan Candi Borobudur, 7-8 Juli 2023.
"UMKM di kawasan Candi Borobudur memiliki potensi pembeli yang beragam dari wisatawan domestik dan mancanegara," katanya, dalam pernyataan yang diterima di Semarang, Kamis.
Menurut dia, penyediaan QRIS akan memperluas pilihan kanal pembayaran bagi wisatawan, apalagi QRIS Antarnegara yang kini bisa digunakan wisatawan asal Thailand dan Malaysia.
Terlebih lagi, kata dia, penggunaan QRIS untuk UMKM memberikan kemudahan dalam pencatatan transaksi penjualan yang dapat membantu penyusunan "credit scoring" UMKM di perbankan.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Junanto Herdiawan menambahkan bahwa pembayaran digital melalui QRIS merupakan salah satu bentuk dukungan BI terhadap program 30 juta UMKM Go Digital 2024.
Pada Mei 2023, kata dia, terdapat sebanyak 98,14 persen gerai QRIS yang merupakan UMKM dan masih berpeluang tumbuh seiring dengan perubahan tren pola transaksi masyarakat yang semakin terbuka mengadopsi pembayaran digital.
Karena itu, Junanto mengajak pelaku UMKM Pasar Seni Borobudur untuk mengoptimalkan peluang digitalisasi sistem pembayaran melalui QRIS dengan menyerukan "QRISnya Satu, Menangnya Banyak".
Selain itu, BI turut mengajak agar peserta sosialisasi meningkatkan perlindungan data pribadi, terutama dalam bertransaksi digital menggunakan QRIS dengan cara menjaga kerahasiaan pin pribadi, serta selalu memastikan nama gerai QRIS dan nominal transaksi sesuai.
Manfaat adopsi kanal pembayaran QRIS juga dirasakan oleh Christi selaku pemilik UMKM Cokelat Borobudur yang membagikan kisah sukses peningkatan transaksi pembelian sejak mengadopsi QRIS.
Ia menyampaikan bahwa peluasan kanal pembayaran QRIS dipicu oleh tingginya permintaan pembeli, dan adopsi QRIS tersebut memberikan kemudahan dan kenyamanan transaksi, khususnya bagi wisatawan yang kehabisan uang tunai dan generasi muda yang cenderung nontunai.