BPJS Ketenagakerjaan serahkan santunan ahli waris teknisi lift Pemprov
Semarang (ANTARA) - Pemprov Jawa Tengah dan BPJS Ketenagakerjaan bergerak cepat dengan menyerahkan santunan jaminan kematian kepada ahli waris Andrianus Aribowo, di kediamannya di Semarang, Selasa (9/5).
Sebelumnya, kabar duka menyelimuti keluarga Andrianus Aribowo (36). Aribowo, teknisi lift, meninggal setelah terjepit lift di Gedung E Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Hadir langsung menyerahkan santunan itu Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dan Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jateng dan DIY Cahyaning Indriasari.
Wagub Taj Yasin menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan akan mengirimkan perwakilan untuk mengantar jenazah ke pemakaman keesokan hari.
"Kami atas nama pemerintah mengucapkan belasungkawa, utamanya kepada istrinya, yang saat ini kerja di Kalimantan Utara. Insya Allah besok ada perwakilan Pemprov Jateng untuk mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman," ucapnya.
Selain melakukan takziah, Wagub juga berpesan agar insiden tersebut mengingatkan semua pekerja untuk mempunyai perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan karena risiko pekerjaan dapat terjadi kapan pun dan di mana pun.
“Almarhum semasa hidupnya mengikuti jaminan sosial ketenagakerjaan sehingga ketika ada kecelakaan, negara ikut andil (memberikan santunan) melalui BPJS Ketenagakerjaan. Ini yang penting bahwa di mana pun bekerja itu ada risikonya. Jadi, kalau ada risiko dan ada yang cover, itu akan meringankan beban keluarga. Lebih-lebih kalau kita memiliki anak, itu untuk melanjutkan pendidikan karena ada beasiswa untuk anak- anaknya,” tambahnya.
Guru agama
Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sebanyak 230 ribu guru agama di Jawa Tengah akan mendapatkan tali asih dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah berkoordinasi bahwa Pemprov saat ini memberikan tali asih kepada guru-guru agama yang ada di Jawa Tengah. Ada sekitar 230 ribu bahwa nanti kita sampaikan kepada penerima untuk menyisihkan dan disetorkan kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk jaminan para guru agama. Ini komitmen kami supaya guru-guru agama juga terlindungi. Karena, bagaimanapun juga guru agama ini tidak semuanya dekat dengan sekolahannya, tidak dekat dengan lembaga tempat mengajar sehingga berisiko kecelakaan di jalan. Jadi, itu bisa di-cover,” jelas Wagub Taj Yasin.
Cahyaning Indriasari mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan keluarga korban, agar apa yang menjadi hak dari almarhum bisa diterima dengan baik. Santunan yang diterima ahli waris sebesar Rp184 juta, terdiri atas santunan meninggal akibat kecelakaan kerja, manfaat jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.
“Saya atas nama pribadi dan juga mewakili keluarga besar BPJS Ketenagakerjaan mengucapkan turut prihatin atas kejadian ini. Santunan yang diberikan ini merupakan bentuk negara hadir menjamin pekerja jika menghadapi risiko. Almarhum merupakan peserta BPJS Ketenagakerjaan sehingga seluruh manfaatnya akan kita berikan kepada keluarga dan ahli waris,” ucap Cahyaning.
Menutup keterangannya, Cahyaning mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemberi kerja dan perusahaan yang sudah mendaftarkan pekerjanya ke dalam perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
“Kami mengapresiasi pemberi kerja yang sudah mendaftarkan pekerjanya ke BPJS Ketenagakerjaan. Mari bersama-sama kita ciptakan ekosistem kerja yang aman dan nyaman,” tutup Cahyaning. ***
Sebelumnya, kabar duka menyelimuti keluarga Andrianus Aribowo (36). Aribowo, teknisi lift, meninggal setelah terjepit lift di Gedung E Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Hadir langsung menyerahkan santunan itu Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dan Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jateng dan DIY Cahyaning Indriasari.
Wagub Taj Yasin menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan akan mengirimkan perwakilan untuk mengantar jenazah ke pemakaman keesokan hari.
"Kami atas nama pemerintah mengucapkan belasungkawa, utamanya kepada istrinya, yang saat ini kerja di Kalimantan Utara. Insya Allah besok ada perwakilan Pemprov Jateng untuk mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman," ucapnya.
Selain melakukan takziah, Wagub juga berpesan agar insiden tersebut mengingatkan semua pekerja untuk mempunyai perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan karena risiko pekerjaan dapat terjadi kapan pun dan di mana pun.
“Almarhum semasa hidupnya mengikuti jaminan sosial ketenagakerjaan sehingga ketika ada kecelakaan, negara ikut andil (memberikan santunan) melalui BPJS Ketenagakerjaan. Ini yang penting bahwa di mana pun bekerja itu ada risikonya. Jadi, kalau ada risiko dan ada yang cover, itu akan meringankan beban keluarga. Lebih-lebih kalau kita memiliki anak, itu untuk melanjutkan pendidikan karena ada beasiswa untuk anak- anaknya,” tambahnya.
Guru agama
Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sebanyak 230 ribu guru agama di Jawa Tengah akan mendapatkan tali asih dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah berkoordinasi bahwa Pemprov saat ini memberikan tali asih kepada guru-guru agama yang ada di Jawa Tengah. Ada sekitar 230 ribu bahwa nanti kita sampaikan kepada penerima untuk menyisihkan dan disetorkan kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk jaminan para guru agama. Ini komitmen kami supaya guru-guru agama juga terlindungi. Karena, bagaimanapun juga guru agama ini tidak semuanya dekat dengan sekolahannya, tidak dekat dengan lembaga tempat mengajar sehingga berisiko kecelakaan di jalan. Jadi, itu bisa di-cover,” jelas Wagub Taj Yasin.
Cahyaning Indriasari mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan keluarga korban, agar apa yang menjadi hak dari almarhum bisa diterima dengan baik. Santunan yang diterima ahli waris sebesar Rp184 juta, terdiri atas santunan meninggal akibat kecelakaan kerja, manfaat jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.
“Saya atas nama pribadi dan juga mewakili keluarga besar BPJS Ketenagakerjaan mengucapkan turut prihatin atas kejadian ini. Santunan yang diberikan ini merupakan bentuk negara hadir menjamin pekerja jika menghadapi risiko. Almarhum merupakan peserta BPJS Ketenagakerjaan sehingga seluruh manfaatnya akan kita berikan kepada keluarga dan ahli waris,” ucap Cahyaning.
Menutup keterangannya, Cahyaning mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemberi kerja dan perusahaan yang sudah mendaftarkan pekerjanya ke dalam perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
“Kami mengapresiasi pemberi kerja yang sudah mendaftarkan pekerjanya ke BPJS Ketenagakerjaan. Mari bersama-sama kita ciptakan ekosistem kerja yang aman dan nyaman,” tutup Cahyaning. ***