Semarang (ANTARA) - PT Jasamarga Semarang Batang menyebutkan keberadaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di "rest area" atau tempat istirahat di ruas tol tersebut mencapai sekitar 50-70 persen dari total gerai yang ada.
"Kalau di 'rest area', kami memang ada porsi untuk UMKM. 'Range' porsinya UMKM antara 50-70 persen," kata Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang Nasrullah di Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Secara rinci, Nasrullah menyebutkan porsi UMKM di Rest Area 379 A mencapai 59 persen, kemudian di KM 389 B berkisar 70 persen, sedangkan di KM 391 A memiliki porsi UMKM sampai 75 persen.
Ia menjelaskan bahwa pengelolaan UMKM di "rest area" dilakukan oleh PT Jasamarga Related Business (JMRB) sebagai anak usaha Jasamarga, termasuk dalam penyeleksian UMKM untuk berjualan.
"Mereka ini berkoordinasi dengan pemerintah daerah karena pemda lebih tahu kira-kira UMKM apa aja yang perlu masuk nih. Biar lebih tepat sasaran aja karena UMKM kan banyak," ujarnya.
Menurut dia, UMKM yang menempati "rest area" pastinya sudah terseleksi, termasuk secara kualitas karena para pengguna jalan ingin menikmati produk-produk yang berkualitas.
"Ya, untuk menarik biar orang mau masuk ke 'rest area'. Jangan sampai kemudian orang numpuk di satu titik 'rest area'. Kecenderungan jumlah UMKM tiap tahun naik ya," katanya.
Meski demikian, Nasrullah mengakui bahwa pihaknya tetap harus memberikan tempat untuk non-UMKM sebagai kombinasi untuk semakin meningkatkan minat pengguna jalan untuk beristirahat di "rest area".
"Kita kan perlu ada 'tenant-tenant' lain untuk menarik pengunjung ya. Ya, UMKM kan ada levelnya juga, kemudian non-UMKM. Sebagai kombinasi. Kalau komposisi (UMKM) ya segitu, 50-70 persen," katanya.
Sementara itu, Nur Haryanti (34), pekerja di salah satu warung makan di Rest Area 389 B mengaku sudah bekerja di tempat itu sejak awal dibangun ruas Tol Semarang-Batang.
"Saya sudah empat tahun di sini. Sudah beberapa kali ganti bos. Yang punya (usaha) ya orang-orang sini, Kendal. Dulu kan ditawarin yang punya sawah di sini untuk buka usaha," katanya.
Selama bekerja di warung makan di "rest area" itu, Nur mengakui jumlah pembeli biasanya ramai saat akhir pekan, apalagi nanti ketika arus mudik Lebaran pasti akan semakin banyak.
"Kalau hari-hari biasa berapa ya, enggak mesti soalnya. Kadang ramai, kadang sepi. Tapi kalau Sabtu-Minggu pasti banyak yang datang. Malam juga ada kan warung di sini 24 jam," katanya.