Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu merencanakan pembangunan rumah susun untuk relokasi warga Perumahan Dinar Indah yang selama ini kerap menjadi "langganan" banjir bandang.
Pengajuan yang dilakukan lewat Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang itu sudah ditandatanganinya, dan dikirimkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kayak rumah susun, tapi tidak tinggi. Saya mengajukan ke Kementerian PUPR, mudah-mudahan segera terealisasi sehingga masyarakat sini bisa tenang," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, saat meninjau Sungai Mluweh, Kabupaten Semarang, Rabu.
Untuk lokasi, kata Ita, Pemerintah Kota Semarang merencanakan pembangunan rusun itu dilakukan tidak terlalu jauh dari permukiman warga, tetapi bergantung dengan ketersediaan lahan.
"Sebenarnya, tanah di atas sini milik pengembang, masih ada. Tapi, pengembang enggak tahu pergi ke mana. Upaya yang bisa kita lakukan, salah satu mencoba cari tempat di situ," katanya.
Namun, Ita mengatakan yang terpenting ada anggaran sehingga bisa dicarikan lahan untuk menampung sekitar 35 kepala keluarga (KK) warga yang tinggal di Perumahan Dinar Indah.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang Wahyoe Winarto menilai rencana relokasi warga Perumahan Dinar Indah perlu dikaji secara matang dan mendalam.
"Ya, begini ya, relokasi itu tidak gampang. Ada warganya mungkin yang tidak setuju. Perlu lahan juga, ada enggak? Butuh biaya. Jadi perlu dipikirkan matang," kata politikus Partai Demokrat itu.
Perumahan Dinar Indah Semarang diterjang banjir bandang pada awal Januari lalu akibat jebolnya tanggul sungai yang bersebelahan dengan permukiman warga, dan tercatat satu korban meninggal dunia.
Banjir bandang itu merupakan yang terparah, dan kesekian kalinya menerjang perumahan tersebut. Ketinggian air saat banjir bandang pada awal Januari lalu sudah mencapai atap rumah warga.
Sebelumnya, warga Perumahan Dinar Indah menyambut baik rencana relokasi karena khawatir banjir bandang kembali menerjang, seperti Paulin Fallo, yang kebetulan Ketua RT 06 di perumahan tersebut.
"Keinginan kami tetap direlokasi. Karena tiap tahun kena banjir, bisa 3-4 kali dalam setahun. Kemarin saat banjir, Ibu Wali Kota berkunjung langsung menyampaikan warga akan direlokasi," katanya.
Warga, kata Paulin yang menghuni perumahan itu sejak 2013, sudah tidak bisa menghubungi pengembang untuk meminta pertanggungjawaban karena ternyata perumahan itu dibangun di daerah cekungan.
"Pengembang sudah kabur. Ya, kami maunya direlokasi saja seperti kemarin Ibu Wali Kota pernah sampaikan. Ke mananya (tempat relokasi, red.) kami manut pemerintah," kata Paulin.*
Baca juga: Mbak Ita usulkan Perumahan Dinar Indah direlokasi
Baca juga: Banjir Perumahan Dinar Indah Semarang, satu warga tewas
Berita Terkait
BPBD Kudus sebar surat edaran untuk waspada bencana banjir dan longsor
Jumat, 15 November 2024 16:26 Wib
Legislator minta Pemkot Semarang tingkatkan kesiapan hadapi musim hujan
Kamis, 14 November 2024 21:36 Wib
Waspada potensi rob di pesisir saat "supermoon", ini tanggalnya
Rabu, 13 November 2024 13:54 Wib
KPU Kota Pekalongan siapkan 24 TPS panggung di wilayah rawan banjir
Selasa, 12 November 2024 14:46 Wib
Waspada potensi rob di pesisir Pantura Jateng
Rabu, 6 November 2024 20:40 Wib
Prakiraan cuaca Semarang hari ini
Selasa, 5 November 2024 8:07 Wib
Pemprov Jateng petakan daerah rawan banjir dan longsor
Jumat, 1 November 2024 18:33 Wib
XL Axiata salurkan bantuan untuk korban banjir di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
Kamis, 31 Oktober 2024 10:05 Wib