Saat tiba di lokasi pembangunan embung dalam kondisi hujan gerimisi, Ganjar langsung mencari Subari yang menghibahkan lahan seluas kurang lebih 1.800 meter persegi untuk dibangun embung.
Ganjar lalu mengobrol Subari terkait kerelaannya melepas lahannya itu secara cuma-cuma dan di akhir pembicaraan, tanpa diduga orang nomor satu di Jateng itu mencium tangan Subari.
Menurut dia, Subari inilah petani yang ikhlas tanahnya dibangun embung dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas.
"Beliau punya lahan di sini dan ketika kemudian diusulkan untuk dibuatkan embung, beliau ikhlas memberikan tanahnya. Ini adalah contoh yang sangat bagus sekali," katanya.
Hal itu disambut baik oleh Pemprov Jateng dengan memberikan anggaran pembangunan sebesar Rp3,5 miliar untuk membangun embung yang nantinya untuk menampung air untuk pengairan areal persawahan karena di atas lokasi terdapat mata air yang cukup bagus.
"Dengan harapan, nanti masyarakat bisa memanfaatkan, baik untuk pertanian maupun pariwisata," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengapresiasi upaya Subari dan mengusulkan bangunan itu dinamai Embung Subari.
"Kalau modelnya begini pemerintah bisa bangun lebih banyak lagi dan cepat tanpa membebaskan tanah. Atau kemarin yang kita lihat, ada seperti ini, kita kasih anggaran dan tanahnya dari kas desa. Dan, ini Pak Subari) lebih hebat lagi karena milik pribadi," katanya.
Subari mengaku ikhlas memberikan tanahnya untuk pembangunan embung.
"Ikhlas karena untuk kepentingan petani di sini. Ya, awalnya musyawarah, saya ikhlas," ujarnya.