Ganjar dukung keraton menjadi pusat kebudayaan
Solo, Jateng (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung keberadaan keraton menjadi pusat kebudayaan dan seni bernilai tinggi agar kemudian dapat disebarkan untuk kebaikan bagi masyarakat.
"Penting kembali ke semacam merevitalisasi keraton sehingga keraton menjadi central culture dan kemudian orang-orang bisa berdatangan dengan keluhuran dan nilai-nilai yang diberikan," katanya saat menghadiri pengukuhan Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X di Pura Mangkunegaran Surakarta, Sabtu.
Ia juga mengapresiasi isi sumpah Adipati Mangkunegara X tersebut yang ingin terus menjunjung tinggi kebudayaan yang dimiliki oleh Pura Mangkunegaran.
"Sebentar tadi saya berbincang pada beliau, spirit beliau cocoklah ingin mengembangkan itu. Kami dari pemprov mendukung," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari alias Gusti Moeng menyambut baik sumpah prasetya Adipati Mangkunegara yang ingin terus menjalankan pesan leluhur, salah satunya untuk menjaga Mangkunegaran.
"Menjadi suh (pengayom) bagi seluruh kerabat Mangkunegaran. Berdoa saja, semoga Mangkunegaran di-asto (dipimpin) beliau yang masih muda dan pastinya pandangannya ke depan bagus ini bisa lestari dan berkembang," katanya.
Hal senada disampaikan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X yang memimpin Pura Pakualaman Yogyakarta. Ia mengatakan kebudayaan harus terus dilestarikan.
"Untuk kebudayaan tidak hanya dalam konteks berkesenian tetapi juga perilaku, pola pikir, budaya kerja, dan sebagainya. Itu perlu juga mendapat perhatian," katanya.
Ia juga meyakini Adipati Mangkunegara X yang saat ini masih berusia 24 tahun bisa menyesuaikan diri dengan generasi milenial.
"Jadi tentu lebih bisa mengakomodir perkembangan yang ada tanpa tercerabut dari akar budayanya," demikian Pangeran Adipati Arya Paku Alam X.
"Penting kembali ke semacam merevitalisasi keraton sehingga keraton menjadi central culture dan kemudian orang-orang bisa berdatangan dengan keluhuran dan nilai-nilai yang diberikan," katanya saat menghadiri pengukuhan Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X di Pura Mangkunegaran Surakarta, Sabtu.
Ia juga mengapresiasi isi sumpah Adipati Mangkunegara X tersebut yang ingin terus menjunjung tinggi kebudayaan yang dimiliki oleh Pura Mangkunegaran.
"Sebentar tadi saya berbincang pada beliau, spirit beliau cocoklah ingin mengembangkan itu. Kami dari pemprov mendukung," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari alias Gusti Moeng menyambut baik sumpah prasetya Adipati Mangkunegara yang ingin terus menjalankan pesan leluhur, salah satunya untuk menjaga Mangkunegaran.
"Menjadi suh (pengayom) bagi seluruh kerabat Mangkunegaran. Berdoa saja, semoga Mangkunegaran di-asto (dipimpin) beliau yang masih muda dan pastinya pandangannya ke depan bagus ini bisa lestari dan berkembang," katanya.
Hal senada disampaikan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X yang memimpin Pura Pakualaman Yogyakarta. Ia mengatakan kebudayaan harus terus dilestarikan.
"Untuk kebudayaan tidak hanya dalam konteks berkesenian tetapi juga perilaku, pola pikir, budaya kerja, dan sebagainya. Itu perlu juga mendapat perhatian," katanya.
Ia juga meyakini Adipati Mangkunegara X yang saat ini masih berusia 24 tahun bisa menyesuaikan diri dengan generasi milenial.
"Jadi tentu lebih bisa mengakomodir perkembangan yang ada tanpa tercerabut dari akar budayanya," demikian Pangeran Adipati Arya Paku Alam X.