Gelombang tinggi, kapal penyeberangan Jepara-Karimunjawa tidak beroperasi
Jepara (ANTARA) - Kapal motor penumpang yang melayani penyeberangan dari Pelabuhan Jepara menuju Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tidak bisa beroperasi menyusul tingginya gelombang laut.
"Keberangkatan kapal penyeberangan dari Pelabuhan Kartini Jepara ke Karimunjawa terakhir, yakni Senin (17/1) karena setelah itu terjadi gelombang tinggi sehingga tidak ada keberangkatan kapal penyeberangan hingga hari ini (19/1)," kata Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Jepara Subur di Jepara, Rabu.
Bahkan, kata dia, masih ada Kapal Motor Penumpang Express Bahari 2F yang tertahan di Karimunjawa menyusul tingginya gelombang tinggi di laut. Sedangkan yang ada di Pelabuhan Kartini Jepara merupakan KMP Express Bahari 3F yang seharusnya juga memiliki jadwal keberangkatan ke Karimunjawa.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jateng, kata dia, ketinggian gelombang di Perairan Laut Jepara memang tidak aman untuk aktivitas pelayaran, termasuk kapal penumpang.
Untuk itulah, informasi tersebut disampaikan ke semua perusahaan pelayaran kapal cepat yang melayani penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa. Termasuk informasi riil di lapangan seperti pemutakhiran cuaca, baru dianalisa dan diberikan kesimpulan boleh tidaknya kapal beroperasi.
"Tercatat, cuaca buruk sudah terjadi sejak empat hari karena ketinggian gelombang antara 1,25-2,5 meter. Sedangkan pemutakhiran data dari pengelola kapal yang melayani penyeberangan ketinggian gelombang di tengah laut bisa mencapai 4 meteran," ujarnya.
Penumpang terakhir yang diangkut ke Karimunjawa tercatat ada 90-an penumpang, sedangkan yang sudah balik dari Karimunjawa ke Jepara sebanyak 150-an penumpang.
Kepala Pelabuhan Kartini Jepara Lutfi Fuadi membenarkan bahwa gelombang laut di Jepara memang tidak akan untuk aktivitas penyeberangan, sehingga untuk sementara kapal penumpang tidak beroperasi.
"Penumpang yang diberangkatkan ke Karimunjawa sebelumnya dipastikan didominasi warga sekitar, sedangkan wisatawan tentunya sudah paham bahwa musim sekarang merupakan musim baratan yang ditandai dengan gelombang tinggi," ujarnya.
Tentunya, kata dia, mayoritas wisatawan waspada cuaca buruk sehingga tindak merencanakan bepergian ke Karimunjawa.
"Keberangkatan kapal penyeberangan dari Pelabuhan Kartini Jepara ke Karimunjawa terakhir, yakni Senin (17/1) karena setelah itu terjadi gelombang tinggi sehingga tidak ada keberangkatan kapal penyeberangan hingga hari ini (19/1)," kata Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Jepara Subur di Jepara, Rabu.
Bahkan, kata dia, masih ada Kapal Motor Penumpang Express Bahari 2F yang tertahan di Karimunjawa menyusul tingginya gelombang tinggi di laut. Sedangkan yang ada di Pelabuhan Kartini Jepara merupakan KMP Express Bahari 3F yang seharusnya juga memiliki jadwal keberangkatan ke Karimunjawa.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jateng, kata dia, ketinggian gelombang di Perairan Laut Jepara memang tidak aman untuk aktivitas pelayaran, termasuk kapal penumpang.
Untuk itulah, informasi tersebut disampaikan ke semua perusahaan pelayaran kapal cepat yang melayani penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa. Termasuk informasi riil di lapangan seperti pemutakhiran cuaca, baru dianalisa dan diberikan kesimpulan boleh tidaknya kapal beroperasi.
"Tercatat, cuaca buruk sudah terjadi sejak empat hari karena ketinggian gelombang antara 1,25-2,5 meter. Sedangkan pemutakhiran data dari pengelola kapal yang melayani penyeberangan ketinggian gelombang di tengah laut bisa mencapai 4 meteran," ujarnya.
Penumpang terakhir yang diangkut ke Karimunjawa tercatat ada 90-an penumpang, sedangkan yang sudah balik dari Karimunjawa ke Jepara sebanyak 150-an penumpang.
Kepala Pelabuhan Kartini Jepara Lutfi Fuadi membenarkan bahwa gelombang laut di Jepara memang tidak akan untuk aktivitas penyeberangan, sehingga untuk sementara kapal penumpang tidak beroperasi.
"Penumpang yang diberangkatkan ke Karimunjawa sebelumnya dipastikan didominasi warga sekitar, sedangkan wisatawan tentunya sudah paham bahwa musim sekarang merupakan musim baratan yang ditandai dengan gelombang tinggi," ujarnya.
Tentunya, kata dia, mayoritas wisatawan waspada cuaca buruk sehingga tindak merencanakan bepergian ke Karimunjawa.