Sydney (ANTARA) - CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan bahwa vaksin COVID-19 sepertinya kurang ampuh melawan varian Omicron sehingga memicu kekhawatiran tentang lintasan pandemi dalam pasar keuangan.
"Saya rasa tidak ada di dunia, di mana (keampuhan) berada di tingkat yang sama, dengan (seperti kami menghadapi) Delta," kata Bancel saat wawancara dengan Financial Times.
"Saya pikir efektivitasnya bakal turun. Saya tidak tahu seberapa banyak sebab kami harus menunggu datanya. Tetapi semua ilmuwan yang saya ajak diskusi, berkata 'ini tidak akan baik-baik saja'".
Resistensi vaksin dapat menyebabkan penyakit dan rawat inap yang lebih banyak serta memperpanjang pandemi.
Bancel menambahkan bahwa tingginya jumlah mutasi pada lonjakan protein yang dimanfaatkan virus untuk menginfeksi sel manusia menandakan kemungkinan persediaan vaksin saat ini perlu dimodifikasi.
Ia sebelumnya mengatakan di CNBC bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mulai mengirim vaksin yang ampuh melawan Omicron.
Kekhawatiran soal varian baru COVID-19, meski minim data mengenai tingkat keparahannya, telah membuat rencana pembukaan ekonomi tertunda dan kembali menerapkan sejumlah pembatasan perjalanan dan mobilitas.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Sputnik V lebih efektif lawan Omicron daripada Pfizer dan Moderna
Sabtu, 18 Desember 2021 12:03 Wib
Kulon Progo tangguhkan penggunaan vaksin Moderna bagi ibu hamil
Sabtu, 28 Agustus 2021 9:26 Wib
Dokter RSCM bantah hanya vaksin Moderna yang aman untuk autoimun
Sabtu, 28 Agustus 2021 9:03 Wib
Moderna perluas skala uji coba vaksin COVID-19 pada anak
Kamis, 12 Agustus 2021 8:50 Wib
Yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah terima vaksin Moderna
Minggu, 8 Agustus 2021 10:22 Wib
Reaksi yang bisa muncul setelah disuntik vaksin Moderna
Minggu, 8 Agustus 2021 10:20 Wib
Menkes pastikan vaksinasi "booster" nakes dengan Moderna
Senin, 2 Agustus 2021 14:29 Wib
Indonesia terima 3,5 juta dosis vaksin Moderna
Minggu, 1 Agustus 2021 14:48 Wib