Pemkab Boyolali simulasi antisipasi tanah longsor
Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah bekerja sama dengan Korem 074/Warastratama dan Polri menggelar simulasi antisipasi tanggap darurat tanah longsor di Desa Kendel, Kecamatan Kemusu, Kamis.
Kegiatan tersebut persiapan awal untuk mengantisipasi bencana alam di Boyolali, khususnya tanah longsor di desa itu.
Menurut Komandan Korem 074/Warastratama Kolonel Inf. Rudy Saladin selain sebagai latihan, simulasi tersebut juga untuk melihat kesiapan 250 personel yang sudah dilatih selama beberapa hari terakhir.
Selain itu, seluruh personel tanggap bencana juga diintruksikan mempraktikkan metode, kinerja, atau koordinasi di lapangan saat terjadi bencana alam.
"Nanti akan ada yang melaksanakan evakuasi pengungsi bencana, pencarian dan penyelamatan korban, menggelar dapur lapangan, tenda evakuasi, posko lapangan, yang terpenting adalah bagaimana berkoordinasi antarbagian," katanya didampingi Dandim 0724/Boyolali Letkol Ronald Siwabessy, dan Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond.
Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan mengatakan apel siaga gelar pasukan untuk kesiapsiagaan bencana yang berfokus pada penanganan tanah longsor di Desa Kendel, Kemusu.
Baca juga: BPBD Karanganyar simulasi penanganan gempa 7,8 SR
Ia mengaku persiapan oleh Pemkab Boyolali sudah dilakukan baik BPBD bekerja sama TNIdan Polri.Aparat keamanan membantu dalam pengamanan dan evakuasi warga yang terdampak bencana. Kesiapan itu, sudah diaplikasikan saat puting beliung di Kecamatan Juwangi.
"Kami tentunya tidak berharap ada bencana alam. Tapi, apabila sewaktu-waktu ada bencana, masyarakat sudah paham apa yang harus dilakukan. Meski dalam keadaan panik, tapi kalau sudah ada pelatihan, bisa paham apa yang harus dilakukan," kata dia.
Sekretaris Desa Kendel Muhammad Ichwan mengatakan dengan simulasi tersebut, 6.672 warganya dapat memiliki pengetahuan terkait dengan mitigasi tanah longsor yang sudah dua kali terjadi di desaitu, yakni pada 2016 dan 2019.
Dia menyebut dari empat dusun di desa itu, 53 kepala keluarga (KK) atau 209 jiwa mengikuti simulasi agar mereka mengetahui tindakan saat bencana alam dan usai bencana.
"Empat dusun ini termasuk tanah yang labil dan kejadian masyarakat ini, sudah yang dua kali," katanya.
Simulasi penanganan tanah longsor di Desa Kendel menggambarkan warga jatuh ke jurang akibat bencana. Puluhan petugas gabungan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, TNI/Polri, Palang Merah Indonesia (PMI), beserta relawan kemudian mengevakuasi korban menuju Balai Desa Kendel sebagai posko lapangan darurat bencana.
Setelah itu, dalam upaya penyelamatan korban tertimbun tanah, Polres Boyolali mengerahkan Tim K9 untuk mencari korban. Setelah pencarian beberapa waktu, akhirnya tim menemukan empat korban diperankan oleh boneka yang segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waras Wiris untuk dilakukan autopsi.
Baca juga: BPBD Cilacap gelar simulasi tanggap darurat gempa dan tsunami
Baca juga: Siswa kelompok bermain di Kudus diperkenalkan simulasi tanggap bencana
Kegiatan tersebut persiapan awal untuk mengantisipasi bencana alam di Boyolali, khususnya tanah longsor di desa itu.
Menurut Komandan Korem 074/Warastratama Kolonel Inf. Rudy Saladin selain sebagai latihan, simulasi tersebut juga untuk melihat kesiapan 250 personel yang sudah dilatih selama beberapa hari terakhir.
Selain itu, seluruh personel tanggap bencana juga diintruksikan mempraktikkan metode, kinerja, atau koordinasi di lapangan saat terjadi bencana alam.
"Nanti akan ada yang melaksanakan evakuasi pengungsi bencana, pencarian dan penyelamatan korban, menggelar dapur lapangan, tenda evakuasi, posko lapangan, yang terpenting adalah bagaimana berkoordinasi antarbagian," katanya didampingi Dandim 0724/Boyolali Letkol Ronald Siwabessy, dan Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond.
Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan mengatakan apel siaga gelar pasukan untuk kesiapsiagaan bencana yang berfokus pada penanganan tanah longsor di Desa Kendel, Kemusu.
Baca juga: BPBD Karanganyar simulasi penanganan gempa 7,8 SR
Ia mengaku persiapan oleh Pemkab Boyolali sudah dilakukan baik BPBD bekerja sama TNIdan Polri.Aparat keamanan membantu dalam pengamanan dan evakuasi warga yang terdampak bencana. Kesiapan itu, sudah diaplikasikan saat puting beliung di Kecamatan Juwangi.
"Kami tentunya tidak berharap ada bencana alam. Tapi, apabila sewaktu-waktu ada bencana, masyarakat sudah paham apa yang harus dilakukan. Meski dalam keadaan panik, tapi kalau sudah ada pelatihan, bisa paham apa yang harus dilakukan," kata dia.
Sekretaris Desa Kendel Muhammad Ichwan mengatakan dengan simulasi tersebut, 6.672 warganya dapat memiliki pengetahuan terkait dengan mitigasi tanah longsor yang sudah dua kali terjadi di desaitu, yakni pada 2016 dan 2019.
Dia menyebut dari empat dusun di desa itu, 53 kepala keluarga (KK) atau 209 jiwa mengikuti simulasi agar mereka mengetahui tindakan saat bencana alam dan usai bencana.
"Empat dusun ini termasuk tanah yang labil dan kejadian masyarakat ini, sudah yang dua kali," katanya.
Simulasi penanganan tanah longsor di Desa Kendel menggambarkan warga jatuh ke jurang akibat bencana. Puluhan petugas gabungan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, TNI/Polri, Palang Merah Indonesia (PMI), beserta relawan kemudian mengevakuasi korban menuju Balai Desa Kendel sebagai posko lapangan darurat bencana.
Setelah itu, dalam upaya penyelamatan korban tertimbun tanah, Polres Boyolali mengerahkan Tim K9 untuk mencari korban. Setelah pencarian beberapa waktu, akhirnya tim menemukan empat korban diperankan oleh boneka yang segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waras Wiris untuk dilakukan autopsi.
Baca juga: BPBD Cilacap gelar simulasi tanggap darurat gempa dan tsunami
Baca juga: Siswa kelompok bermain di Kudus diperkenalkan simulasi tanggap bencana