Tanjung Mas Semarang dijadikan kelurahan ramah perempuan dan peduli anak
Semarang (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga pada Senin menyaksikan penandatanganan komitmen pembentukan kelurahan ramah perempuan dan peduli anak di Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
"Kementerian selama ini fokus untuk membuat model desa ramah perempuan dan peduli anak, di 2022 ada 142 desa yang menjadi model," kata Bintang.
Ia mengatakan bahwa parameter kelurahan ramah perempuan dan peduli anak tidak jauh berbeda dari desa ramah perempuan dan peduli anak.
Baca juga: Pati bakal perbanyak ruang publik ramah anak
Program desa ramah perempuan dan peduli anak meliputi upaya pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan atau pengasuhan anak, pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, pengurangan pekerja anak, serta pencegahan perkawinan anak.
Bintang menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Semarang yang mendukung dan mendampingi pewujudan Tanjung Mas sebagai kelurahan ramah perempuan dan peduli anak.
Ia menjelaskan, Tanjung Mas dipilih sebagai target program kelurahan ramah perempuan dan peduli anak karena angka perkawinan anak dan jumlah anak tengkes di kelurahan itu masih tinggi.
"Mudah-mudahan jadi pilot project (proyek percontohan) agar jadi percontohan di Kota Semarang," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan bahwa upaya-upaya untuk mengatasi masalah kekurangan gizi kronis yang bisa membuat anak menjadi tengkes harus digelorakan dan didukung.
Menurut dia, angka kasus anak tengkes di Kota Semarang sekitar 1.200 dari 1,7 juta penduduk. "Salah satunya yang tertinggi memang di Kelurahan Tanjung Mas," katanya.
Baca juga: Purbalingga berkomitmen wujudkan ruang digital ramah anak
Baca juga: Banyumas luncurkan delapan puskesmas ramah anak
Baca juga: 186 RW di Kota Magelang Ramah Anak
"Kementerian selama ini fokus untuk membuat model desa ramah perempuan dan peduli anak, di 2022 ada 142 desa yang menjadi model," kata Bintang.
Ia mengatakan bahwa parameter kelurahan ramah perempuan dan peduli anak tidak jauh berbeda dari desa ramah perempuan dan peduli anak.
Baca juga: Pati bakal perbanyak ruang publik ramah anak
Program desa ramah perempuan dan peduli anak meliputi upaya pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan atau pengasuhan anak, pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, pengurangan pekerja anak, serta pencegahan perkawinan anak.
Bintang menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Semarang yang mendukung dan mendampingi pewujudan Tanjung Mas sebagai kelurahan ramah perempuan dan peduli anak.
Ia menjelaskan, Tanjung Mas dipilih sebagai target program kelurahan ramah perempuan dan peduli anak karena angka perkawinan anak dan jumlah anak tengkes di kelurahan itu masih tinggi.
"Mudah-mudahan jadi pilot project (proyek percontohan) agar jadi percontohan di Kota Semarang," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan bahwa upaya-upaya untuk mengatasi masalah kekurangan gizi kronis yang bisa membuat anak menjadi tengkes harus digelorakan dan didukung.
Menurut dia, angka kasus anak tengkes di Kota Semarang sekitar 1.200 dari 1,7 juta penduduk. "Salah satunya yang tertinggi memang di Kelurahan Tanjung Mas," katanya.
Baca juga: Purbalingga berkomitmen wujudkan ruang digital ramah anak
Baca juga: Banyumas luncurkan delapan puskesmas ramah anak
Baca juga: 186 RW di Kota Magelang Ramah Anak